Belitung (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menolak adanya politik Suku Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) di Pilkada 2024, karena dapat memecah belah rasa persatuan dan kesatuan di tengah situasi tahun politik sekarang ini
"Kami mendukung proses Pilkada 2024 yang damai dan tanpa adanya politik SARA," kata Ketua FKUB Belitung, Harmizi di Tanjung Pandan, Kamis.
FKUB Belitung menggelar dialog kerukunan umat beragama menjelang pelaksanaan Pilkada 2024 dengan mengusung tema "Ciptaan Umat yang Toleransi, Damai, Aman, dan Moderat" dengan dihadiri sejumlah tokoh agama dan pemuda.
"Tujuan dari diselenggarakannya dialog keagamaan ini adalah untuk emperkuat kerukunan umat beragama di tengah-tengah masyarakat Belitung," ujarnya.
Menurut Harmizi, kegiatan semacam ini rutin dilaksanakan setiap menjelang pelaksanaan Pilkada guna memelihara kerukunan antar umat beragama di daerah itu yang sudah terjalin dengan baik selama ini.
"Dialog ini juga bagian dari menjaga situasi keamanan dan perdamaian di daerah menjelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024 mendatang," katanya.
Ia menjelaskan, dalam dialog tersebut dilaksankan deklarasi pernyataan sikap umat beragama di daerah itu dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Pilkada 2024 yakni pertama, bersama-sama menjaga dan memelihara kerukunan intern dan antar umat beragama yang dilandasi rasa toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai antar umat beragama.
Kedua, bersama-sama menjamin keamanan tokoh agama dan menjaga kesucian dan fungsi rumah ibadah sebagai tempat ibadah dan menolak politisasi rumah ibadah untuk kepentingan politik praktis.
Ketiga, bersama-sama menolak penggunaan rumah ibadah sebagai tempat kegiatan kampanye pemilihan kepala daerah untuk pengumpulan dan mobilisasi massa serta pemasangan berbagai atribut kampanye untuk mendukung pasangan calon tertentu.
"Keempat, bersama-sama mendukung proses Pilkada damai dan menolak politisasi SARA dalam proses Pilkada Belitung 2024," ujar Harmizi.