Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama Januari hingga Juli 2024 telah menangani 52 kejadian bencana alam, sebagai dampak perubahan cuaca ekstrem.
"Sebanyak 69 dari total 99 kejadian bencana selama periode ini merupakan banjir, karena curah hujan yang tinggi," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan sejak Januari hingga pertengahan Juli tahun ini sudah terjadi 99 kejadian bencana seperti banjir, cuaca ekstrem, karhutla, angin puting beliung, tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.
"Jumlah masyarakat terdampak bencana alam ini sebanyak 930 kepala keluarga dengan total 2.827 jiwa," katanya.
Ia menyatakan kerusakan rumah warga akibat bencana alam ini sebanyak 208 rusak ringan, 17 rusak sedang dan 5 rusak berat. Untuk fasilitas umum sebanyak 2 fasilitas rusak ringan 3 rusak sedang 3 rusak berat.
"Untuk lahan yang terdampak bencana ini seluas 60,77 hektare dan untuk korban jiwa seperti meninggal dunia, luka ringan, sedang dan berat nihil," katanya.
Menurut dia saat ini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah memasuki musim kemarau yang sangat panas ini tentunya berpotensi terjadi ancaman bencana seperti kebakaran hutan, lahan dan kekeringan.
"Kami berharap masyarakat waspada dan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan, termasuk tidak membuang puntung rokok sembarang, karena kebakaran sering terjadi akibat puntung rokok ini," katanya.