Jakarta (Antara Babel) - Sepanjang tidak kembali ke UUD 1945 dan Pancasila, akan semakin menelurkan koruptor sementara si cilik (rakyat) tidak digubris, demikian KH Murtadlo Dimyati, pengasuh Pondok Pesantren Raudathul Ulum, Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.
Oleh karena itu, kepada para pejabat di pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk selalu instropeksi diri, kata putra kiai kharismatik di Banten, almarhum KH Muhammad Dimyati (Abuya Dimyati) Cidahu melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat.
Ia juga meminta pemerintah tak hanya sibuk mengurusi masalah narkoba dan korupsi yang merajalela. Dua masalah itu penting, namun kepentingan rakyat kecil juga jangan sampai dilupakan.
"Ini semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan bangsa ini, khususnya memakmurkan rakyat, sehingga rakyat kenyang yang akan membuat situasi jadi tenang. Perut rakyat semakin lapar maka situasi semakin sangar, pemberitaan seakan lebih penting di atas segala-galanya ngurusin narkoba dan korupsi. Lupa akan akan jeritan si cilik kelaparan," katanya.
Menurut KH Murtadlo Dimyati yang akrab disapa Abuya Murtadlo ini, pemerintah saat ini memang tengah menghadapi tantangan untuk menyelesaikan berbagai masalah di bidang ekonomi, hukum, keamanan dan politik.
Karena itu, lanjut Abuya Murtadlo, kepada para pejabat di pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk selalu instropeksi diri.
Ia pun mengajak para pejabat untuk duduk bersama-sama para ulama dan rakyat berdoa dan melakukan munajat melalui Istighotsah yang akan dilaksanakan di Ponpes Cidahu, Pandeglang.
"Kami mohon meluangkan waktu kepada semuanya untuk ikut Istighotsah yang akan dilaksanakan hari Sabtu tanggal 3 September 2016 jam 20.30 WIB. Dengan harapan, semoga sakinah dan ketentraman dilimpahkan oleh Allah SWT," katanya.