Jakarta (ANTARA) -
Cibiran tajam untuk saling menjatuhkan, serta sorakan keras bercampur ejekan saat menonton pertandingan, menjadi hal biasa yang sering ditampilkan.
Lantas, apakah hal tersebut terjadi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024?.
Jawabannya bisa benar dan mungkin juga salah. Tetapi, ada satu hal yang menarik di antara pertarungan sengit cabang olahraga boling yang diselenggarakan di GOR Bowling Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Di tengah perburuan emas dan usaha meraih hasil terbaik, terselip cinta 'halal' alias bukan cinta platonis ala remaja yang belum menentukan arah hidup.
Cinta yang dimaksud, bersemi di antara suami istri atau pasangan atlet cabang olahraga tersebut.
Di balik persaingan sengit Sumatera Utara dan Jawa Timur meraih emas dari 11 nomor pertandingan, telah lebih dahulu tertanam cinta antara para penggawanya.
Billy Muhammad Islam wakil Jawa Timur dan Nadia Pramanik Nuramalina yang membela Sumatera Utara, menjadi simbol cinta yang diiringi aroma perburuan medali emas antar kontingen.
Keduanya menikah pada Mei 2024, di tengah persiapan menuju PON XXI yang secara resmi dibuka pada Senin 9 September di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh.
Billy yang berusia dua tahun lebih muda, yaitu 27 tahun, harus berjuang bersama timnya untuk menggondol jumlah emas yang tersedia.
Sementara, Nadia yang berusia 29 tahun, memiliki tanggung jawab lebih untuk menampilkan yang terbaik di hadapan pendukung sendiri selaku tuan rumah penyelenggaraan.
Pada babak penyisihan nomor tunggal putra, Billy tampil garang dan meyakinkan untuk menembus semifinal laga tersebut.
Pria kelahiran Jawa Barat (Jabar) itu tampil perkasa dan berhasil membukukan total 1.361 poin dalam enam gim yang dilakoni.
Bahkan menjadi satu-satunya yang memperoleh hasil 300 poin per gim, dibandingkan 39 lawannya.
Jumlah poin itu adalah hasil sempurna (perfect game), karena strike berturut-turut yang dilakukan oleh peraih emas nomor ganda putra dan master pada SEA Games Filipina 2019 tersebut.
Dengan raihan itu, dia pun berhasil lolos ke babak semifinal dan menduduki peringkat kedua poin terbanyak setelah wakil DKI Jakarta Paolo Manurung Hernandez.
Billy pun menjadi satu-satunya wakil Jawa Timur yang masuk semifinal.
Sedangkan Nadia, harus berjibaku dengan 29 atlet lainnya guna merebut tempat di babak semifinal.
Hasil akhir dari enam gim yang dilakoni, perempuan berkulit putih itu berhasil menghuni urutan keempat dan melenggang bersama rekan setimnya Aldila Indryati yang berada di peringkat pertama.
Terpisah ruang dan waktu
Selama menjalani masa persiapan PON XXI, Billy dan Nadia harus rela terpisah ruang dan waktu, guna menunjukkan loyalitas kepada tim masing-masing.
Masa-masa indah menjadi pengantin di awal pernikahan, terpaksa sedikit berkurang dan justru mengalihkan fokus untuk melakukan persiapan.
Keduanya harus menjalani long distance marriage (LDM) selama proses persiapan. Bertemu untuk melepas rindu hanya terhitung jari dalam beberapa bulan.
"Berat, cuma kami ya saling doa dan memperbanyak komunikasi saja," kata Billy kepada ANTARA setelah babak penyisihan.
Ia mengungkapkan, doa dan dukungan secara moral terus mengalir untuk istri tercintanya, meski mereka berbeda tim.
Mulai dari masa persiapan, sampai dengan hari pertandingan.
Walaupun, dukungan itu tidak bisa diekspresikan langsung saat kedua tim tampil di venue.
Sebab, pria berkacamata itu sangat memahami arti profesionalitas dan loyalitas sebagai atlet, sehingga lebih memilih mendukung dalam diam serta melalui doa.
Nadia mengaku, dukungan selalu ditunjukkan suaminya selama proses persiapan. Hal serupa juga dia lakukan kepada suaminya, guna saling menguatkan mental masing-masing.
"Kami cuma bisa dukung melalui doa, karena kalau dukungan di lapangan tidak mungkin karena berbeda tim," ujar perempuan berambut keriting itu.
Buah manis pengorbanan
Setelah hampir empat bulan menjalani LDM, pengorbanan Billy dan Nadia akhirnya berbuah manis.
Lirikan mata yang hanya bisa dilakukan guna mendukung saat keduanya tampil di waktu yang berbeda, akhirnya menemui ujung yang membanggakan.
Nadia tampil perkasa saat di semifinal, dengan mengalahkan rekan setimnya, Aldila, yang merupakan peraih emas nomor master pada PON XIX Jawa Barat 2016.
Dia masuk ke final dan menantang wakil dari Jatim, Shinta Ceysaria Yunita. Namun, sayang seribu sayang, dia harus mengakui keunggulan lawannya di laga puncak dan harus puas dengan medali perak di tangan.
Sedangkan sang suami, kalah lebih cepat di babak semifinal saat bersua wakil DKI Jakarta Yeri Ramadona.
Meski begitu, Billy tetap berhak atas perunggu karena peringkat ketiga dan keempat berhak mendapatkan medali itu.
Pada akhirnya, Billy dan Nadia pun menuai prestasi di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Mereka sama-sama naik podium, meski berbeda momentum.
Perjuangan mereka belum terhenti sampai di situ. Keduanya masih akan memperkuat tim masing-masing untuk nomor pertandingan berbeda, seperti ganda dan lain-lain.
Pasangan lain, tapi beda nasib
Aroma cinta di antara Sumatera Utara dan Jawa Timur dalam cabang olahraga boling, tidak hanya terlukiskan melalui Billy Muhammad Islam dan Nadia Pramanik Nuramalina.
Peboling tuan rumah Aldila Indryati, juga bersuamikan atlet yang membela kontingen lain, yakni TB Fachri Ibnu Askar.
Aldila mengatakan, suami juga selalu mendukung setiap perjuangan yang dirinya lakukan.
Kerap berpisah jarak, menjadi salah satu konsekuensi yang harus dijalani, guna memberikan yang terbaik untuk provinsi masing-masing.
Ibu satu anak itu mengungkapkan, semua pencapaiannya selama ini tidak terlepas dari dukungan suami dan keluarga.
Pada nomor tunggal putri, perempuan yang sering disapa Indri itu berhasil naik ke podium dan meraih medali perunggu.
Namun, hasil kurang beruntung menaungi pencapaian suami perempuan berhijab itu.
Langkah Fachri harus terhenti di babak penyisihan dan belum berhasil menembus babak empat besar.
Sementara itu, dengan adanya aroma cinta di antara perburuan gelar antar kontingen provinsi, telah membuktikan bahwa persaingan dan saling 'hajar' tidak selalu mengiringi perjuangan.
Melalui doa yang dipanjatkan untuk penggawa tim yang saling bersaing, telah menunjukkan bahwa kekuatan cinta adalah bagian dari sportivitas dalam persaingan olahraga.
PON XXI Aceh Sumut 2024
Boling - Ada cinta di antara Sumut dan Jatim
Oleh Donny Aditra Selasa, 10 September 2024 16:45 WIB