Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memetakan penanganan kasus gizi buruk dan stunting guna mempermudah intervensi.
Penjabat Bupati Bangka M Haris di Gunung Muda Belinyu, Jumat, mengatakan, pemetaan faktor determinan sangat penting dilakukan untuk mengetahui penyebab dan melakukan aksi intervensi.
"Aksi intervensi melibatkan berbagai pihak seperti sejumlah dokter spesialis dari berbagai bidang keahlian, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, swasta, dan pihak lain," jelas dia,
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kata dia, mempunyai tugas melakukan tindakan pendataan di tempat bagi bayi, balita, dan keluarga stunting yang belum memiliki dokumen kependudukan.
Begitu pula dokter spesialis gizi memberikan penanganan untuk kasus stunting yang disebabkan permasalahan malnutrisi dan gizi. Dokter spesialis anak memberikan penanganan untuk kasus stunting yang disebabkan permasalahan penyakit dan kesehatan lainnya.
Dokter spesialis kandungan memberikan penanganan untuk kasus risiko stunting pada ibu hamil beresiko tinggi dan kekurangan energi kronis. Psikolog anak kami libatkan untuk konseling tumbuh kembang dan pengasuhan balita yang mengalami kesulitan dalam pola makan dan perilaku.
Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 10 desa lokasi fokus stunting kemudian turun menjadi sembilan desa lokus pada tahun 2024 dengan jumlah kasus dari 300 lebih turun menjadi 246.
Akselerasi penurunan angka stunting secara drastis di Kabupaten Bangka dari 1,27 persen di bulan September 2023 menjadi 1,06 persen di Desember 2023. Angka stunting terus meluncur turun menjadi 1,05 persen di bulan Februari 2024, turun lagi menuju 0,99 persen di bulan Juni 2024, dan 0,98 di bulan Agustus 2024.
Penurunan kasus gizi buruk yang terbilang cukup besar memotivasi Pemerintah Kabupaten Bangka untuk mewujudkan daerah nihil stunting hingga akhir 2024.