Pangkalpinang (ANTARA) - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan inflasi hingga Agustus 2024 secara year on year di Kepulauan Babel masih terkendali, meskipun konsumsi rumah tangga di daerah itu tumbuh kuat.
"Perkembangan ekonomi di regional Babel hingga akhir Agustus tahun ini masih solid dan tumbuh dengan baik," kata Kepala Kanwil DJPb Kepulauan Babel Edih Mulyadi di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan pada Agustus tahun ini, inflasi gabungan empat wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara year on year (yoy) tercatat turun sebesar 1,02 persen.
"Capaian inflasi ini jauh lebih rendah dari inflasi Agustus 2023 lalu yang tercatat 3,45 persen dan bahkan kondisi jauh lebih baik dari inflasi Agustus 2022 lalu yang mencapai 6,38 persen," katanya.
Ia menyatakan penurunan inflasi yang cukup signifikan pada 2024 merupakan pengaruh dari penurunan harga komoditas yang sering dibutukan masyarakat di pasar seperti beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan.
"Secara month-to-month (mtm), regional Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 0,23 persen pada Agustus 2024," katanya.
Ia mengatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi kelompok utama penyumbang inflasi secara m-to-m pada Agustus tahun ini dengan andil sebesar 0,17 persen. Komoditas utama penyumbang andil inflasi adalah ikan laisi 0,10 persen dan ikan bulat 0,08 persen.
"Kenaikan harga ikan pada Agustus 2024 ini dipicu oleh adanya cuaca buruk yang mempengaruhi hasil tangkapan para nelayan," katanya.
Menurut dia peringatan gelombang tinggi dan angin kencang membuat nelayan harus tetap waspada pada saat menangkap ikan.
"Faktor cuaca buruk menyebabkan para nelayan mengalami kesulitan untuk melaut sehingga membuat hasil tangkapan sedikit dan pasokan ikan berkurang di masyarakat," katanya.