Pangkalpinang (ANTARA) - Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), melakukan evakuasi empat orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Lina Gaya 7 yang mengalami gangguan mesin mati pada saat melakukan pelayaran di Perairan Tuing.
"Evakuasi kepada para ABK kami lakukan setelah menerima informasi kejadian yang menimpa ABK KM Lina Gaya 7 yang mengalami mati mesin di perairan Laut Tuing," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa di Pangkalpinang, Kamis.
Di KM Lina Gaya 7 terdapat empat orang ABK, masing-masing Tomi (L/40), Mansur (L/53), Sardi (L/28), dan Guden (L/48). Kapal tersebut sebelumnya pada 27 Oktober 2024 berangkat melaut untuk mencari ikan dari Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, menuju perairan Pulau 2, dan setelah beberapa hari mencari ikan mereka memutuskan kembali ke Pangkalbalam.
Di tengah perjalanan kembali kapal tersebut mengalami kendala mesin mati, tepatnya di perairan luar Laut Tuing.
Kondisi tersebut kemudian diketahui keluarga para ABK, setelah pemilik kapal menghubungi keluarganya yang kemudian dilanjutkan dengan meminta bantuan evakuasi karena persediaan perbekalan yang mulai menipis.
"Dengan kondisi mesin rusak, mereka terpaksa berlabuh di tengah laut sembari menunggu bantuan," katanya.
Menerima informasi tersebut, tim SAR Pangkalpinang kemudian melakukan evakuasi sekaligus mengantarkan perbekalan untuk para ABK tersebut.
Dalam kegiatan ini Tim SAR Pangkalpinang memberangkatkan satu Tim Rescue menuju Last Known Position (LKP) KM Lina Gaya 7. Dalam hal ini Tim Rescue SAR Pangkalpinang bersama ABK KN SAR Karna berangkat menuju lokasi kejadian dengan menggunakan kapal Rigid Bouyancy Boat (RBB) untuk memberikan bantuan pencarian dan pertolongan.
"Kami menerima informasi tersebut dari keluarga korban, kami sudah memberangkatkan satu tim menuju LKP untuk memberikan bantuan SAR kepada para ABK, namun saat ini kita mengalami kendala cuaca yang berubah-ubah di tengah laut. Semoga proses pencarian terhadap KM Lina Gaya 7 tidak mendapatkan kendala yang serius dan kapal beserta ABK dapat segera dievakuasi secepatnya," kata I Made Oka Astawa.