Jakarta (Antara Babel) - Anggota Komisi I DPR, Sukamta memberikan catatan "pekerjaan rumah" yang dihadapi TNI di usianya ke-71 tahun, salah satunya meningkatkan jumlah alat utama sistem senjata sebagai wujud kedaulatan negara.
"Dengan usia 71 tahun ini, sejumlah pekerjaan rumah menunggu untuk segera diselesaikan," katanya di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, anggaran pertahanan diperjuangkan untuk terus meningkat termasuk juga khususnya untuk alutsista dengan program MEF (Minimum Essential Force), meskipun anggaran pertahanan tahun ini turun.
Sukamta mengatakan, tantangan perang siber (cyber war) juga merupakan PR yang harus serius disikapi.
"Kita harus mempersiapkan sistem pertahanan siber (cyber security system)," ujarnya.
Selain itu dia juga menilai, peningkatan kesejahteraan TNI juga menjadi salah satu fokus dan juga permasalahan-permasalahan konflik dengan warga yang melibatkan oknum TNI seperti yang akhir-akhir ini terjadi di Medan serta di Desa Sukorejo-Sidoarjo.
Menurut dia, persoalan tanah negara yang dihuni oleh para veteran juga tidak boleh dilupakan. Bahkan kita tidak boleh menelantarkan para veteran.
"Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya," katanya.
Politikus PKS itu menjelaskan, berbicara skala makro, ada tugas-tugas TNI yang tidak boleh berhenti dilakukan.
Dia mengatakan, tugas-tugas pertahanan seperti menjaga wilayah perbatasan, turut aktif dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan serta turut menjaga perdamaian dunia.
"TNI tidak saja diakui oleh negeri sendiri, tapi juga telah diakui di dunia internasional. Bahkan tentara-tentara dari negara-negara maju telah mengakui kehebatan TNI," ujarnya.
Dia menegaskan, kita ingin TNI kuat, karena TNI adalah tulang punggung negara ini sehingga apabila tulang punggung kuat, maka negara ini masih kuat berdiri.
Sukamta mengatakan, kita harus bersyukur hingga hari ini TNI tetap kokoh dalam menjaga kedaulatan NKRI dan negara kita tetap terjaga persatuan dan kesatuannya.