Pangkalpinang (Antara Babel) - Omset pedagang makanan khas Bangka di Pasar Pembangunan Pangkalpinang turun drastis karena minimnya permintaan selama Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah.
"Menjelang Lebaran permintaan meningkat tajam karena banyak warga yang akan keluar Bangka atau mudik membeli makanan khas untuk dibawa ke kampung halamannya," kata Jesica, pedagang makanan khas Bangka di Pasar Pembangunan pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan, permintaan makanan khas Bangka turun hingga 80 persen jika dibandingkan saat arus mudik Lebaran dimana omset meningkat dua kali lipat dari biasanya.
"Saat ini permintaan makanan khas Bangka hanya mengandalkan dari masyarakat lokal, itu pun dalam jumlah yang terbatas," ujarnya.
Ia menjelaskan, karena sepinya permintaan makanan khas Bangka, pedagang belum berani menambah pasokan karena stok masih mencukupi.
"Kami belum menambah pasokan karena permintaan makanan khas Bangka masih sepi sejak beberapa hari ini," ujarnya.
Menurut dia, omset pedagang saat ini hanya Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per hari, bahkan lebih rendah dari itu, padahal saat ramainya arus mudik Lebaran omset bisa mencapai jutaan rupiah.
"Diperkirakan omset pedagang makanan khas Bangka akan kembali meningkat menjelang Lebaran Idul Adha, karena banyak warga yang mengadakan syukuran untuk naik haji dan warga yang mudik," ujarnya.
Sementara itu, harga makanan khas Bangka stabil karena stok mencukupi.
Harga cumi telur super masih Rp90 ribu per kilogram, telur cumi biasa Rp50 ribu per kilogram, getas Rp25 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram dan harga kemplang berkisar Rp15 ribu hingga 25 ribu per kilogram.
Titin, pedagang lainnya mengatakan usai Lebaran Idul Fitri permintaan makanan Khas Bangka sangat sepi sehingga pendapatan turun drastis.
"Biasanya permintaan berbagai macam makanan khas Bangka bisa 100 kilogram lebih dalam sehari," ujarnya.