Jakarta (Antara Babel) - Partai Solidaritas Indonesia baru saja
dinyatakan lolos verifikasi sebagai badan hukum oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia, Jumat (7/10) lalu, namun hal itu tak menghentikan
mereka untuk turut berperan aktif dalam berbagai peta kontestasi
pemilihan kepala daerah serentak 2017, termasuk Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta.
Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli
Antoni, mengungkapkan pihaknya telah membuat surat edaran kepada seluruh
pengurus PSI di Indonesia agar berperan dalam Pilkada dan tetap aktif
berkomunikasi dengan partai-partai politik lain guna turut merancang
kriteria pemimpin ideal.
"Secara konstitusional
PSI belum punya hak untuk mengusung calon tertentu dalam Pilkada kali
ini karena belum lolos verifikasi KPU, akan tetapi kami sudah membuat
edaran kepada seluruh pengurus PSI di Indonesia agar tetap mengambil
bagian penting dalam proses pilkada ini," kata Antoni dalam konferensi
pers di Jakarta, Selasa.
"Kami meminta pengurus
tetap aktif melakukan komunikasi politik dengan berbagai pasangan
kandidat di seluruh Indonesia, dengan partai-partai politik, serta yang
terpenting adalah merancang kriteria-kriteria ideal tentang kepemimpinan
di masing-masing wilayah," ujarnya menambahkan.
Di
Pilgub DKI, PSI menyatakan telah mendukung pasangan petahana Gubernur
dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hidayat
(Ahok-Djarot).
Bahkan, Antoni juga terdaftar
sebagai salah satu juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot yang
diserahkan kepada KPU DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
"Khusus
untuk DKI Jakarta, PSI sudah memutuskan untuk mendukung Ahok-Djarot
dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah kami melihat pada sosok
Ahok terutama, ada kebaruan yang dicita-citakan oleh PSI," kata Antoni.
Antoni
mengingatkan sejak awal pihaknya menyatakan PSI berdiri bukan
didasarkan pada kehadiran sosok maupun figur, melainkan dari gagasan dan
harapan yang diyakini akan muncul dari berbagai macam daerah.
"Jadi
partai ini sejak awal mengidolakan sosok-sosok semacam Ridwan Kamil
(Walikota Bandung), Bu Risma (Walikota Surabaya), Yoyok di Batang
ataupun di Bantaeng Pak Nurdin Abdullah, juga termasuk Ahok di Jakarta,"
katanya.
"Kami melihat Ahok adalah politisi
baru, yang memiliki cara berkomunikasi baru yang terbuka, ada aspek
transparansi dan antikorupsi yang dia bawa, juga perubahan luar biasa di
tubuh birokrasi yang dia lakukan. Oleh karena itu kami mengambil
keputusan untuk mengarahkan dukungan kepada Ahok-Djarot, tidak sebagai
pengusung, tapi sebagai pendukung," pungkasnya.
Hingga
batas pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur
Pilgub DKI 2017 ditutup terdapat empat pasangan yang telah mendaftarkan
diri, yakni Ichsanuddin Noorsyi-Ahmad Daryoko dari jalur perseorangan,
Ahok-Djarot yang diusung koalisi PDI-Perjuangan, Partai Golkar, Partai
Nasdem dan Partai Hanura, Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung
koalisi Partai Gerindra dan PKS, serta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana
Murni yang diusung koalisi Partai Demokrat, PKB, PPP dan PAN.
KPU
DKI belum mengumumkan pasangan calon mana saja yang lolos untuk
bertarung memenangkan kursi DKI 1 dan DKI 2 periode 2017-2022.