Kupang (Antara Babel) - Sebanyak 60 Prajurit TNI dari Yonif 743/PSY dan Yonif 3 Marinir diberangkatkan ke dua pulau terluar di wilayah Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia dalam rangka mengamankan kawasan tersebut.
"Ke 60 prajurit ini akan ditempatkan di Pulau Batek di wilayah Kabupaten Kupang dan Pulau Ndana di wilayah Kabupaten Rote Ndao," kata Kepala Staf Korem 161/Wirasakti Kolonel Inf Gregorius S. kepada wartawan di Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikannya usai dilaksanakannya upacara pelepasan 26 prajurit TNI angkatan darat serta 34 prajurit Marinir di Markas Utama Pangkalan TNI AL (Lantamal) VII Kupang, NTT.
Ia menjelaskan, sejumlah prajurit itu nantinya akan mulai bertolak ke Pulau Batek yang berbatasan Timor Leste dan Pulau Ndana yang berbatasan dengan Australia.
"Nanti Marinir dengan TNI akan digabungkan, untuk pulau Batek ada 26 prajurit yang terdiri dari 10 Marinir dan 16 Prajurit TNI AD," ujarnya.
Sementara itu untuk Pulau Ndana Rote Marinirnya berjumlah 24 orang dan 10 lagi dari TNI Angkatan Darat.Para Prajurit dari Yonif 743/PSY dan Yonif 3 Marinir akan diberangkatkan menggunakan KRI Teluk Manado.
Para Prajurit itu menggantikan Yonif Raider Khusus 744/SYB serta menggantikan Yonif 1 Marinir yang telah bertugas di kedua pulau terluar itu selama enam bulan beda, dengan Satgas Perbatasan RI-Timor Leste yang masa tugasnya selama sembilan bulan.
Dalam sambutannya untuk sejumlah pasukan tersebut, Gregorius menyampaikan bahwa tugas pengamanan pulau terluar merupakan tugas pokok TNI dalam operasi militer yang bukan merupakan tugas ringan, karena membutuhkan semangat pengabdian, loyalitas serta pengorbanan yang tinggi dari setiap pribadi anggota Satgas yang ditugaskan.
"Saya berharap semuanya dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dengan penuh semangat, keikhlasan, kekompakan dan kesungguhan serta dengan rasa tanggung Jawab yang tinggi agar nantinya masa enam bulan itu bisa dilaksanakan dengan baik," tambahnya.