Nusa Dua, Bali (Antara Babel) - Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Badrodin Haiti mengatakan Sidang Umum Interpol di Nusa Dua, Bali merupakan momentum meningkatkan kerja sama Kepolisian antarnegara dalam menghadapi ancaman keamanan global dan kasus kejahatan lintas negara.
"Kita manfaatkan momentum ini untuk membahas kejahatan transnasional, diantaranya terorisme, masalah narkotika, human trafficking (perdagangan manusia)," kata Badrodin di sela-sela pelaksanaan Sidang Umum Interpol di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin.
Selain itu, pihaknya berharap sidang ini menjadi momentum untuk saling berbagi pengalaman antara negara-negara anggota Interpol dalam menghadapi kasus kejahatan di negaranya masing-masing.
Ia menyebut pentingnya Polri untuk bekerja sama dengan Interpol karena dalam mengungkap kejahatan lintas negara, Polri tidak bisa bekerja sendiri, melainkan membutuhkan kerja sama dengan Kepolisian negara lain.
"Kita harus bisa manfaatkan momentum untuk memecahkan masalah-masalah strategis di negara kita. Momen ini hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja sama (antarnegara) untuk menyelesaikan sejumlah kasus kejahatan terorganisasikan," katanya.
Menurut dia, hasil rumusan dari sidang yang berlangsung pada 7 - 10 November 2016, akan menjadi acuan bagi negara-negara anggota Interpol untuk mencegah dan memberantas kejahatan di negaranya masing-masing.
Sementara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam pidatonya mengenai pemberantasan organisasi teroris ISIS, menekankan tentang perlunya kerja sama internasional tidak hanya dalam penegakan hukum dan upaya paksa tetapi juga upaya pencegahan.
"Membendung paham radikal memerlukan kerja sama di regional ASEAN dan di kawasan ini (Interpol) termasuk kerja sama internasional serta upaya diplomasi," ucap mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.
Selain kejahatan terorisme, ia mengharapkan agar institusi kepolisian dalam Interpol untuk fokus dalam upaya pencegahan kejahatan lintas negara di antaranya perdagangan manusia, pencucian uang, narkoba dan korupsi.
"Itu kejahatan yang sangat kritis yang memerlukan kerja sama internasional di antara pemerintah dan lembaga nonpemerintah," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Presiden Interpol Mireille Ballestrazzi bahwa sidang umum Interpol kali ini diharapkan dapat menyusun rencana tindakan yang harus dilakukan oleh kepolisian global dalam menghadapi ancaman keamanan diantaranya terorisme.
Dalam sidang umum tersebut, dibahas sejumlah agenda di antaranya kerja sama penanggulangan dan pencegahan kejahatan terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya di antaranya narkotika, penyelundupan dan perdagangan manusia, pencurian ikan hingga hingga kejahatan siber.
Sebanyak 1.360 orang delegasi negara anggota Interpol dan nondelegasi menjadi peserta dalam Sidang Umum Interpol atau "International Criminal Police Organization" (ICPO) di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 830 orang delegasi terdiri dari 13 orang menteri dari 13 negara, 59 orang Kepala Kepolisian, 11 orang anggota Komite Eksekutif Interpol, 94 orang Kepala Delegasi negara anggota Interpol, 651 orang delegasi negara anggota Interpol dan dua orang duta besar.
Sementara jumlah peserta non-delegasi yang hadir sebanyak 429 orang yang terdiri 52 pengamat, 368 peserta pameran dan sembilan orang tamu undangan.
Sementara tercatat ada 101 orang yang menemani para delegasi dan non-delegasi tersebut.
Sidang Interpol Kuatkan Kerja Sama Kepolisian
Senin, 7 November 2016 15:24 WIB