Jakarta (ANTARA) - Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggandeng 80 dai/penceramah standarisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya meningkatkan literasi wakaf uang di tengah-tengah masyarakat.
Wakil Ketua II BWI Ahmad Zubaidi mengatakan para dai diperkenalkan konsep wakaf kontemporer, khususnya wakaf uang, lewat gelaran Workshop yang digelar di Kantor MUI, Jakarta.
"Para dai itu sudah menguasai banyak ilmu agama, namun masih banyak hal yang perlu di upgrade lagi, terutama terkait dengan ekonomi syariah termasuk di dalamnya terkait dengan keuangan sosial yang di dalamnya ada zakat, infak, sedekah, wakaf," kata Kiai Zubaidi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Lewat Workshop ini, nantinya puluhan dai tersebut diharapkan dapat menjadi penggerak literasi wakaf di masyarakat. Apalagi potensi wakaf uang mencapai Rp 181 triliun, tapi yang dikelola baru Rp3,2 triliun.
Ia menjelaskan Indonesia tengah berupaya membesarkan perwakafan karena potensi wakafnya yang sangat besar. BWI memandang para dai adalah orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Biasanya setiap dai memiliki jamaahnya sendiri-sendiri.
"Diharapkan para dai bisa meningkatkan literasi masyarakat terkait perwakafan khususnya wakaf uang. Karena kalau wakaf tanah, masyarakat sudah banyak yang paham," kata dia.
Wakil Ketua I BWI Tatang Astarudin mengatakan salah satu problem perwakafan di Indonesia adalah literasi. Literasi masyarakat terkait wakaf masih di angka 50 persen saja.
"Artinya soal literasi wakaf perlu ada penguatan, nanti masyarakat tidak hanya sekadar tahu wakaf tapi juga berwakaf," kata Tatang.
Ia menerangkan ada tiga agenda keumatan yang hari ini menjadi problem umat yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Padahal wakaf menjadi salah satu solusi untuk menjawab permasalahan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Menurut dia, jika dana wakaf terkumpul banyak dan dimanfaatkan untuk wakaf produktif, maka bisa menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga wakaf menjadi jawaban dari persoalan pengangguran dan kesejahteraan masyarakat.
"Maka para dai ini menjadi ujung tombaknya dalam meyakinkan masyarakat tentang wakaf," ujarnya.