Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk membangun dua pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kampung Reklamasi Air Jangkang Bangka dan Selinsing Belitung Timur, guna mendukung upaya transisi energi nasional dengan menggunakan energi ramah lingkungan di wilayah operasional perusahaan.
"Melalui pemanfaatan PLTS, PT Timah tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil," kata Departement Head Corporate Communication PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan pengoperasian PLTS RoofTop 10,5 KWP di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang dan PLTS Apung 10,5KWP di Kampoeng Reklamasi Selinsingdi ini bekerja sama dengan Kementerian ESDM sebagai pusat percontohan pemanfaatan energi baru terbarukan di bekas area tambang dalam bentuk Energy Techno Park.
"Sistem PLTS di Air Jangkang ini menggunakan Sistem ON- Grid yang tidak memerlukan battery untuk penyimpanan energi tetapi langsung terkoneksi dengan jaringan listrik PLN," ujarnya.
Ia menyatakan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang dan Kampong Reklamasi Selinsing merupakan kawasan terintegrasi antara sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan edukasi, sehingga adanya kawasan peternakan sapi, kambing, ayam, di lokasi ini, juga bisa dimanfaatkan kotorannya sebagai sumber biogas untuk pemanfaatan langsung ke kompor biogas.
"Pemanfaatan PLTS di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang dan Kampoeng Reklamasi Selinsing dapat menyerap emisi karbon sebesar 51,8223 ton Co2," ujarnya.
Menurut dia pemanfaatan PLTS merupakan bentuk dukungan PT Timah terhadap target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT). Dengan memanfaatkan energi matahari yang melimpah dan berkelanjutan, PLTS menjadi solusi strategis dalam menjawab tantangan kebutuhan energi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Keberlanjutan adalah kunci utama PT Timah dalam menjalankan usaha," katanya.
Ia menambahkan inisiatif green energy ini juga menjadi salah satu strategi perusahaan dalam mencapai target environmental, social, and governance (ESG) yang semakin menjadi standar dalam praktik bisnis berkelanjutan.
"Langkah ini merupakan komitmen perusahaan terhadap energi hijau, karena perusahaan tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial," ujar Anggi.