Pangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani meninjau langsung alur pelayaran kapal di Pelabuhan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang, guna memastikan kelancaran lalu lintas kapal barang dan penumpang di daerah itu.
"Saya bersama jajaran beserta instansi terkait ingin melihat langsung kondisi alur pelayaran di pelabuhan ini," kata Hidayat Arsani di Pelabuhan Pangkalbalam, Rabu.
Ia mengatakan peninjauan alur pelayaran kapal di Pelabuhan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang untuk melihat langsung kondisi air laut surut terendah yang mengganggu keluar masuk kapal di pelabuhan tersibuk di Kepulauan Bangka Belitung.
"Berdasarkan informasi yang saya terima, air surut di Pelabuhan Pangkalbalam ini mencapai 80 centimeter, sementara untuk kelancaran lalu lintas kapal berkapasitas besar di pelabuhan ini minimal empat meter," ujarnya.
Ia menyatakan Jembatan Emas sistem tutup buka yang membentang di atas alur pelayaran kapal ini dibuka, agar lalu lintas kapal berjalan dengan lancar.
"Selama saya menjadi gubernur, Jembatan Emas ini tidak akan ditutup lagi karena selain berpotensi mengganggu lalu lintas kapal juga biaya operasional jembatan sistem bascule atau tutup buka yang sangat tinggi," katanya.
Ia mengatakan dalam mengoperasi Jembatan Emas ini, Pemprov Kepulauan Babel menghabiskan anggaran Rp1,6 miliar per tahun.
"Pada saat kondisi keuangan pemerintah daerah defisit sekarang ini, anggaran untuk operasional jembatan ini bisa dialihkan ke tempat lainnya yang lebih tepat sasaran untuk peningkatan pelayanan dan perekonomian masyarakat," katanya.
Selain itu, jika jembatan sistem tutup buka dengan menggunakan teknologi ini rusak, maka akan sulit diperbaiki karena suku cadang jembatan ini tidak ada lagi yang memproduksi.
"Tidak ada jaminan kalau jembatan ini akan selalu baik. Jika jembatan ini rusak dan tidak bisa terbuka lagi tentu akan mengganggu pelayaran kapal yang akan masuk maupun keluar dari Pelabuhan Pangkalbalam ini," katanya.