Kesepatan damai berhasil dicapai setelah perundingan dan proses mediasi yang panjang di Balai Kota Bogor. Hingga Kamis dini hari, sekitar pukul 00.20 WIB, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebarkan video hasil kesepatan damai antara kedua moda transportasi yang dijembatani oleh Pemerintah Kota Bogor di Balai Kota.
Selain video, Bima juga membagi foto kesepakatan damai yang ditandai penandatangan perjanjian damai antara pengendara ojek online dan sopir angkot.
Di dalam foto tersebut terdapat Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto diapit dua koordinator ojek online di sisi kanan dan koordinator sopir angkot di Terminal Laladon di sisi kiri, Wakil Ketua Organda Kota Bogor di kanan, lalu Kapolresta Bogor Kota dan Dandim 0606/Kota Bogor serta perwakilan Gojek di sisi kiri.
"Alhamdulillah kesepakatan damai dicapai," kata Bima dalam pesannya melalui grup whatsapp Pemkot Bogor.
Bima menjelaskan, ada empat poin kesepatan damai yang dicapai diantaranya, pertama kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kondusifitas Kota Bogor. Kedua saling menghormati dalam menjalankan usaha.
Ketiga, menyerahkan permasalahan yang terjadi kepada aparat penegak hukum, dan keempat teknis tentang operasional online akan dibicarakan secara bertahap.
"Jam 15.00 (sore nanti) Muspida Kota Bogor akan rapat koordinasi dengan Muspida Kabupaten di pendopo Bupati," kata Bima.
Bima juga memastikan, setelah kesepakatan damai dicapai, kedua belah pihak yakni sopir angkot dan ojek online bersepakat untuk tetap beroperasi normal.
"Khusus online sementara ini tetap tidak gunakan atribut," katanya.
Menurutnya, solusi dalam persoalan angkot dan ojek online masih harus dikoordinasikan di lapangan. Masih ada proses yang belum selesai terkait adanya angkot trayek 02 (Bubulak-Sukasari) yang dirusak saat aksi kericuhan di Terminal Laladon.
"Tapi setidaknya inilah (kesepakatan damai-red) ikhtiar kita untuk mendinginkan situasi saat ini, dan usahakan warga tetap terlayani," kata Bima.
Untuk mengantisipasi jika masih terjadi aksi mogok para supir angkot, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor tetap antisipasi dengan menyiapkan seluruh armada mobil dinas baik milik pemerintah kota, Satpol PP, Polisi dan TNI.
"Tadi saya kumpulkan semua kepala dinas, camat dan BUMD, seluruh standby besok," katanya.
Sebekumnya, kericuhan terjadi antara sopir angkot dan pengendara ojek online di Terminal Laladon, Rabu (22/3) petang. Terjadi aksi saling serang diantara keduanya dengan cara saling melempar batu dan menggunakan kayu. Para pengendara ojek online melakukan pengerusakan sejumlah angkutan baik yang beroperasi di wilayah Kabupaten maupun Kota Bogor.
Kericuhan berawal adanya informasi swepping yang dilakukan kedua belah pihak, sementara itu rombongan pengendara ojek online yang didominasi Grab bergerak dari arah Dramaga dengan tujuan ke Balai Kota Bogor untuk mengkonfirmasi terkait kecelakaan yang dialami pengendar ojek online sekaligus kejelasan aturan angkutan.
Diperjalanan menuju Balai Kota, tepatnya di Terminal Bubulak terjadi pelemparan, berujung pada kebringasan pengendara ojek online yang melakukan penyerangan balik hingga ke Terminal Laladon.
Bentrok antara keduanya terjadi selama hampir satu jam, setelah petugas keamanan turun mensterilkan lokasi. Setelah itu, ratusan pengendara ojek online bergerak ke Balai Kota Bogor. Sejak sore hingga malam, terjadi proses mediasi, hingga akhirnya disapakati perjanjian damai di antara dua belah pihak yang diwakili oleh masing-masing koordinator juga disaksikan oleh Organda, Kapolresta dan juga Dandim 0606/Kota Bogor.
"Alhamdulillah kesepakatan damai dicapai," kata Bima dalam pesannya melalui grup whatsapp Pemkot Bogor.
Bima menjelaskan, ada empat poin kesepatan damai yang dicapai diantaranya, pertama kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kondusifitas Kota Bogor. Kedua saling menghormati dalam menjalankan usaha.
Ketiga, menyerahkan permasalahan yang terjadi kepada aparat penegak hukum, dan keempat teknis tentang operasional online akan dibicarakan secara bertahap.
"Jam 15.00 (sore nanti) Muspida Kota Bogor akan rapat koordinasi dengan Muspida Kabupaten di pendopo Bupati," kata Bima.
Bima juga memastikan, setelah kesepakatan damai dicapai, kedua belah pihak yakni sopir angkot dan ojek online bersepakat untuk tetap beroperasi normal.
"Khusus online sementara ini tetap tidak gunakan atribut," katanya.
Menurutnya, solusi dalam persoalan angkot dan ojek online masih harus dikoordinasikan di lapangan. Masih ada proses yang belum selesai terkait adanya angkot trayek 02 (Bubulak-Sukasari) yang dirusak saat aksi kericuhan di Terminal Laladon.
"Tapi setidaknya inilah (kesepakatan damai-red) ikhtiar kita untuk mendinginkan situasi saat ini, dan usahakan warga tetap terlayani," kata Bima.
Untuk mengantisipasi jika masih terjadi aksi mogok para supir angkot, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor tetap antisipasi dengan menyiapkan seluruh armada mobil dinas baik milik pemerintah kota, Satpol PP, Polisi dan TNI.
"Tadi saya kumpulkan semua kepala dinas, camat dan BUMD, seluruh standby besok," katanya.
Sebekumnya, kericuhan terjadi antara sopir angkot dan pengendara ojek online di Terminal Laladon, Rabu (22/3) petang. Terjadi aksi saling serang diantara keduanya dengan cara saling melempar batu dan menggunakan kayu. Para pengendara ojek online melakukan pengerusakan sejumlah angkutan baik yang beroperasi di wilayah Kabupaten maupun Kota Bogor.
Kericuhan berawal adanya informasi swepping yang dilakukan kedua belah pihak, sementara itu rombongan pengendara ojek online yang didominasi Grab bergerak dari arah Dramaga dengan tujuan ke Balai Kota Bogor untuk mengkonfirmasi terkait kecelakaan yang dialami pengendar ojek online sekaligus kejelasan aturan angkutan.
Diperjalanan menuju Balai Kota, tepatnya di Terminal Bubulak terjadi pelemparan, berujung pada kebringasan pengendara ojek online yang melakukan penyerangan balik hingga ke Terminal Laladon.
Bentrok antara keduanya terjadi selama hampir satu jam, setelah petugas keamanan turun mensterilkan lokasi. Setelah itu, ratusan pengendara ojek online bergerak ke Balai Kota Bogor. Sejak sore hingga malam, terjadi proses mediasi, hingga akhirnya disapakati perjanjian damai di antara dua belah pihak yang diwakili oleh masing-masing koordinator juga disaksikan oleh Organda, Kapolresta dan juga Dandim 0606/Kota Bogor.