Pangkalpinang (ANTARA) - Di tengah tantangan ekonomi dan persaingan pasar yang ketat, UMKM asal Bangka Belitung (Babel) membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing di tingkat nasional.
UMKM dengan nama Duo Ayu Sehati, produsen makanan ringan dengan brand SIKOK berhasil menembus pasar ritel modern setelah resmi bermitra dengan Indomaret, salah satu jaringan retail terbesar di Indonesia.
Produk UMKM itu mendapatkan kontrak yang mencakup pengisian produk di 2.000 gerai Indomaret se-Jabodetabek selama satu tahun ke depan. Jika respons pasar positif, kerja sama ini berpotensi diperluas hingga 7.000 gerai di seluruh Indonesia.
Capaian UMKM asal Babel itu merupakan satu langkah besar dan bisa jadi suatu kebanggaan masyarakat daerah itu karena telah melewati proses panjang untuk memenuhi standar kualitas dan kapasitas yang ditetapkan Indomaret.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Duo Ayu Sehati, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM lain di Babel untuk mengikuti jejak mereka.
Kisah Sukses Duo Ayu Sehati
Duo Ayu Sehati didirikan oleh John Yang, seorang pengusaha lokal yang melihat potensi besar dari produk olahan hasil laut khas Bangka Belitung. SIKOK merupakan singkatan dari Sajian Ikan Khas Orang Keluarga dengan menawarkan berbagai varian keripik ikan dengan cita rasa unik, seperti keripik tenggiri, keripik cumi, dan keripik belut.
Awalnya, produk ini hanya dijual secara lokal melalui pasar tradisional dan toko oleh-oleh, namun dengan strategi pemasaran yang tepat, SIKOK mulai dikenal lebih luas.
Momen penting
Kesempatan emas datang ketika Dinas KUKM Babel mengajak Duo Ayu Sehati mengikuti INA Buyer di Smesco Jakarta pada Mei 2024. Acara ini mempertemukan pemasok UMKM dengan pembeli besar, termasuk jaringan retail, seperti Indomaret, Alfamart, dan supermarket nasional lainnya.
Kepala Bidang Pengembangan UKM Babel Muslim El Hakim Kurniawan mengungkapkan di INA Buyer tim Duo Ayu Sehati melakukan business matching dengan berbagai pembeli, salah satunya adalah tim dari Indomaret yang tertarik dengan produk SIKOK karena kualitas dan kemasannya yang menarik.
Masuknya produk itu harus melalui proses panjang. Duo Ayu Sehati beberapa kali diundang ke kantor pusat ritel modern nasional tersebut di Jakarta untuk memastikan kualitas produk yang konsisten, kapasitas produksi yang memadai, kelengkapan izin, kemasan yang informatif dan menarik.
Hal ini dilakukan pihak pembeli untuk memastikan bahwa UMKM benar-benar siap memasok dalam skala besar tanpa mengorbankan kualitas.
Setelah melalui proses Panjang tersebut, akhirnya Duo Ayu Sehati berhasil mendapatkan kontrak untuk mengisi 2.000 gerai Indomaret di Jabodetabek. Jika penjualan memuaskan, kerja sama akan diperpanjang hingga 7.000 gerai di seluruh Indonesia.
Peran pemerintah
Keberhasilan Duo Ayu Sehati tidak lepas dari dukungan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, khususnya Dinas Koperasi dan UKM (KUKM). Mereka aktif memfasilitasi UMKM untuk mengikuti pameran nasional seperti INA Buyer, Pekan Raya Jakarta, Bangka Belitung Trade Expo dan berbagai event yang bisa mempertemukan pembeli, khusus UMKM dengan pembeli besar.
Plt Kepala Dinas KUKM Babel mengatakan event semacam ini adalah jembatan bagi UMKM untuk bertemu pembeli besar. Tanpa dukungan pemerintah, banyak UMKM yang kesulitan mengakses pasar nasional.
Selain mengikuti pameran, UMKM juga mendapat pelatihan dan pendampingan, seperti pelatihan peningkatan kualitas produk, pendampingan legalitas, serta bantuan permodalan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Ahmad Yani mengatakan, dengan berbagai langkah yang dilakukan ini pihaknya ingin lebih banyak UMKM Babel yang bisa go nasional. Karena itu, Pemprov Babel terus berupaya meningkatkan kapasitas para UMKM di provinsi yang terkenal dengan tambang timah dan kekayaan laut ini.
Dampak Ekonomi
Dengan semakin banyak UMKM yang bisa menembus pasar nasional maka memberikan rantai pasok dan mendorong ekonomi rakyat Babel.
Keberhasilan SIKOK tidak hanya menguntungkan Duo Ayu Sehati, tetapi juga nelayan lokal sebagai pemasok bahan baku, industri kemasan, distributor dan logistik serta menciptakan tenaga kerja baru.
"Ketika produksi meningkat, seluruh rantai nilai ikut bergerak. Ini menciptakan efek berantai yang positif bagi perekonomian Babel," kata Muslim El Hakim.Kesuksesan ini juga membuktikan bahwa produk Babel mampu bersaing di pasar nasional. Harapannya, semakin banyak UMKM lain yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran.
Memang secara kualitas produk UMKM Babel cukup bersaing, namun ketika bicara skalabilitas terkadang mereka tidak sanggup memenuhi permintaan dalam jumlah besar dalam waktu cepat dan dengan kualitas yang seragam.
"Ini masih menjadi PR besar kita ke depan dan tentu saja Pemerintah akan terus mendorong dan membantu agar UMKM kita siap naik kelas seperti Duo Ayu Sehati ini," kata Muslim.
Jika SIKOK sukses di pasar nasional, langkah selanjutnya adalah go internasional. Beberapa negara potensial, seperti Malaysia, Singapura dan negara-negara Timur Tengah bisa menjadi tujuan yang perlu dicoba untuk ditembus.
Keberhasilan Duo Ayu Sehati menembus 2.000 gerai Indomaret adalah bukti bahwa produk UMKM Babel mampu bersaing di tingkat nasional.
Dukungan pemerintah, kualitas produk, dan strategi pemasaran yang tepat menjadi kunci utama. Harapannya, semakin banyak UMKM Babel yang terinspirasi untuk naik kelas dan memperkuat perekonomian daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "SIKOK" Babel siap bersaing di pasar nasional