Jakarta (Antara Babel) - "Thrilled to be in Indonesia", begitu tulis Melinda Ann French Gates, istri orang terkaya di dunia Bill Gates, pendiri Microsoft dengan total kekayaan Rp1.145 triliun pada 2017 versi Majalah Forbes, melalui akun twitternya. Tergetar hatiku berada di Indonesia.
Beberapa hari terakhir ini, perempuan yang menjabat sebagai Co-Chair and Trustee of The Bill & Melinda Gates Foundation itu berada di Indonesia untuk menghadiri pertemuan dan mengunjungi berbagai lokasi di daerah dalam mengembangkan berbagai program kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan kesejahteraan sosial.
Yayasan yang berpusat di Seattle, AS, itu melakukan berbagai kegiatan kedermawanan berupa pendanaan global (The Global Fund) di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, Yayasan Bill & Melinda Gates menggandeng tokoh kedermawanan Indonesia, Dato Sri Prof Dr Tahir MBA yang mendirikan dan memimpin Yayasan Tahir (Tahir Foundation) serta pendiri kelompok usaha Mayapada Group.
Kedua yayasan itu saling bermitra dan bekerja sama sejak 2013 dalam bidang kesehatan di Indonesia. Informasi yang disampaikan dari Yayasan Tahir pada 21 Oktober 2013 menyebutkan bahwa Yayasan Tahir menginvestasikan 75 juta dolar AS ke Global Fund untuk memperluas akses kesehatan untuk warga miskin di Indonesia.
Dana sebesar itu, sebanyak 65 juta dolar AS di antaranya untuk mengatasi penyakit AIDS, tuberkulosis, dan malaria, sedangkan 10 juta dolar AS diperuntukkan bagi wanita dengan akses untuk Keluarga Berencana (KB).
Global Fund berkomitmen mendukung upaya mendiagnosa, mengobati, dan mencegah tiga epidemi yang merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia.
Selama dekade terakhir, dana dari Global Fund telah membantu Indonesia mengobati satu juta kasus tuberkulosis (TB), mendistribusikan 9 juta insektisida-kelambu untuk mencegah penyakit malaria, dan mendukung sekitar 30.000 orang Indonesia dengan akses untuk pengobatan HIV.
Dengan dukungan dari Global Fund, Indonesia telah memperkuat program pengendalian TB nasional, memberikan kontribusi untuk penurunan yang signifikan dalam kematian TB selama dekade terakhir.
Sementara dana untuk program KB digunakan untuk memperluas akses secara sukarela yang berkualitas tinggi di Indonesia. Program ini akan memberikan kontribusi untuk tujuan komunitas global dengan memberikan informasi kontrasepsi tambahan 120 juta perempuan di masyarakat termiskin di dunia.
Akses ke KB sukarela memiliki manfaat transformasional bagi perempuan dan merupakan salah satu investasi yang paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kedua yayasan itu pertama kali bekerja sama dalam kemitraan senilai 200 juta dolar AS pada April 2013 pada "Global Vaccine Summit" untuk mencapai misi yang sama yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin di dunia.
Organisasi-organisasi ini mengumumkan pada saat itu bahwa 50 juta dolar AS digunakan untuk pengentasan polio pada tahun 2018. Ini menandai kemitraan pertama donator swasta dengan Gates Foundation yang terjadi di Indonesa.
Melinda yang lahir di Dallas, Texas, AS pada 15 Agustus 1964, bahkan sempat diterima oleh Presiden Jokowi di Ruang Tunggu Suma 1, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (23/3).
Melinda menyampaikan apresiasi dari yayasannya atas strategi keuangan inklusif yang diterapkan Presiden Jokowi membuat Indonesia termasuk salah satu negara yang mengalami kemajuan luar biasa.
Bill & Melinda Gates Foundation melihat strategi nasional Presiden Jokowi sebagai suatu kemajuan yang luar biasa di antara negara-negara lain sehingga dari negara-negara yang mereka bantu di kawasan Afrika dan Amerika Latin, terpilih delapan negara yang menjadi prioritas mereka, termasuk Indonesia.
Yayasan itu, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang turut mendampingi dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Melinda, menginginkan agar warga negara Indonesia yang memiliki rekening tabungan terus bertambah yang semula hanya 36 persen menjadi 75 persen dari total penduduk, apalagi Indonesia telah mencanangkan program strategi nasional tentang keuangan inklusif dan membentuk Dewan Nasional Keuangan Inklusif.
Yayasan itu juga berkomitmen membantu pemerintah Indonesia untuk mengembangkan program keuangan inklusif ke seluruh daerah di Tanah Air. Keuangan inklusif memiliki tujuan agar masyarakat pedesaan yang jauh dari kebiasaan, yang jauh dari cabang-cabang bank bisa mengakses dan bisa menjadi nasabah melalui "mobile phone" atau melalui agen-agen.
Di sejumlah negara di Asia seperti Bangladesh, Pakistan, dan India, atau negara di Afrika seperti Nigeria dan Uganda telah menjalankan program keuangan inklusif sehingga Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut.
Melinda Gates juga mengapresiasi program bantuan sosial nontunai yang diterapkan di Indonesia.
Presiden dalam pertemuan itu juga menunjukkan beberapa kartu yang merupakan bantuan sosial nontunai seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Program Keluarga Harapan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan mulai memanfaatkan layanan melalui perbankan.
Menko Perekonomian Darmin Nasution yang menghadiri pertemuan itu juga menyampaikan hal yang dibahas dalam pembicaraan Presiden Jokowi dan Melinda berkaitan dengan keuangan inklusif hingga pengentasan kemiskinan. Kedua belah pihak menyampaikan pemikirannya masing-masing untuk segera ditindaklanjuti ke tahap pelaksanaan.
Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan bahwa Melinda mengapresiasi sejumlah program prioritas nasional yang dijalankan pemerintahan Jokowi dan banyak pelajaran yang didapat dari Indonesia untuk diajarkan ke negara lain.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Melinda sangat menghargai kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Universitas John Hopkin yang didukung oleh Gates dalam penelitian mengenai nyamuk dan penyakit demam berdarah.
Penelitian itu telah mencapai kemajuan dan diharapkan akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia, namun bagi negara-negara lain yang menghadapi permasalahan sama.
Melinda pada Rabu (22/3) mengunjungi Kelurahan Kricak, Yogyakarta, untuk menyaksikan pelepasan nyamuk "Aedes aegypti" yang telah mengandung bakteri "wolbachia" untuk mengatasi penularan demam berdarah dengue, yang merupakan hasil penelitian dari UGM tersebut.
Melinda juga melihat pelaksanaan program keluarga berencana di Indonesia yang dianggap cukup berhasil dan inovatif, seperti melibatkan para tenaga kesehatan yang dilengkapi komputer tablet untuk dapat melayani lebih baik para ibu-ibu terutama di pedesaan dan daerah terpencil.
Sektor pendidikan di pedesaan juga mendapat perhatian dari Yayasan Bill & Melinda Gates ini.
Lima desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yakni Desa Klaces (Kecamatan Kampunglaut), Desa Tinggarjaya (Kecamatan Sidareja), Desa Padangjaya (Kecamatan Majenang), Desa Sikampuh (Kecamatan Kroya), dan Taman Baca Masyarakat (TBM) Bale Sinaoe di Desa Panimbang (Kecamatan Cimanggu), misalnya, memperoleh bantuan melalui Program Perpuseru (Perpustakaan Seru).
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji kepada perwakilan masing-masing desa penerima Program Perpuseru saat upacara peringatan Hari Jadi Ke-161 Kabupaten Cilacap di halaman Pendopo Wijayakusuma Sakti, Cilacap, Selasa (21/3).
Perpuseru merupakan program pengembangan perpustakaan yang didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation serta Coca-Cola Foundation Indonesia.
Program yang dilaksanakan sejak bulan November 2011 ini bertujuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan dapat memberikan dampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Program Perpuseru memberikan pendampingan kepada perpustakaan kabupaten/kota untuk melakukan pelatihan dan bimbingan ke perpustakaan di tingkat desa terkait advokasi, bagaimana meningkatkan akses dan penggunaan layanan komputer serta internet oleh masyarakat, dan bagaimana memfasilitasi kebutuhan masyarakat melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Pada fase program pertama, Perpuseru bermitra dengan 34 perpustakaan di 16 provinsi seluruh Indonesia yang terdiri atas 28 perpustakaan kabupaten/kota termasuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Cilacap, satu perpustakaan provinsi, tiga perpustakaan desa/kelurahan, dan dua taman bacaan masyarakat.
Pada fase program kedua, Perpuseru memperluas area binaan ke 76 perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat di 19 perpustakaan kabupaten/kota, termasuk Perpustakaan Daerah Kabupaten Cilacap yang telah menjadi mitra Program Perpuseru.
Sejak 1 Oktober 2015, Perpuseru telah memasuki fase perluasan yang akan memperluas area kerja ke 80 perpustakaan daerah kabupaten/kota yang baru di Indonesia.