Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo menginstruksikan percepatan
dalam perbaikan sejumlah indikator Ease of Doing Business (EODB) agar
peringkat Indonesia meningkat dalam hal kemudahan berusaha.
Instruksi itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat
terbatas bertema Akselerasi Peningkatan Peringkat EODB di Kantor
Presiden Jakarta, Rabu.
"Saya minta seluruh menteri dan lembaga fokus melakukan percepatan
akselerasi peningkatan peringkat Ease of Doing Business dan langkah awal
yang perlu kita perbaiki adalah tingkat tiap-tiap indikator Ease of
Doing Business yang saat ini terdiri dari 10 indikator," kata Presiden.
Ia menyampaikan terima kasih atas kerja keras jajarannya sehingga
EODB Indonesia meningkat dalam setahun terakhir sebanyak 15 peringkat
atau dari sebelumnya di ranking 106 menjadi 91.
Namun, Presiden mengingatkan bahwa target Indonesia adalah masuk
dalam jajaran 40 besar negara-negara dengan tingkat kemudahan berusaha
yang tinggi.
"Tapi perlu saya ingatkan bahwa target kita adalah masuk ke-40
besar. Dan saat ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai top reformer
pada laporan EODB terbaru," katanya.
Menurut dia, Indonesia perlu menunjukkan diri mampu melakukan
reformasi yang lebih cepat lagi dalam kemudahan berusaha dan
berinvestasi.
Oleh karena itu, kata dia, fokus perbaikan harus dilakukan pada
indikator-indikator yang masih berada pada peringkat di atas 100 agar
bisa diturunkan paling tidak di bawah peringkat 80-an.
"Perbaikan di setiap indikator harus menjadi prioritas
Kementerian/Lembaga sehingga penanganannya lebih fokus dan upaya
perbaikan di setiap indikator harus diberikan target yang konkret,
target yang jelas. Saya juga minta seluruh pejabat yang menangani
perbaikan EODB di masing-masing kementerian dan lembaga betul-betul
memahami substansi perbaikan dan reformasi yang sedang kita lakukan,"
katanya.
Menurut Presiden, jika sudah dilakukan, tinggal disiapkan langkah
perbaikan termasuk untuk melakukan penyebaran informasi dan
berkomunikasi secara intensif dengan seluruh pelaku usaha sehingga
mereka mengetahui reformasi kemudahan bisnis yang sudah dilakukan di
Indonesia.
"Saya juga minta perhatian seluruh menteri dan lembaga terkait
karena masih ada hambatan-hambatan regulasi dalam kemudahan berusaha,
untuk itu saya minta hambatan regulasi terus dan segera dipangkas dan
proses deregulasi harus dilakukan tepat waktu," katanya.
Presiden mengaku masih melihat banyaknya peraturan termasuk
peraturan menteri yang bermunculan karena seharusnya sudah tidak perlu
lagi lebih banyak aturan yang berpotensi semakin menambah persoalan baru
karena mestinya regulasi itu stabil.
"Kalau dibuat juga dengan konsultasi publik yang baik berkali-kali,
berbulan-bulan, dan transparan sehingga jangan sampai tahu-tahu keluar
mendadak, keluar permen, kaget semua, ramai semuanya, dan sekali lagi
saya harapkan peringkat EODB pada tahun ini bisa meningkat lebih baik
lagi," kata Presiden.
Berita Terkait
PT Timah uji coba makan bergizi gratis di tiga sekolah di Belitung Timur
26 November 2024 18:56
PT Timah tingkatkan investasi hilir dukung "Asta Cita" Presiden Prabowo
26 November 2024 17:43
Siswa SD Santo Paulus antusias makan siang bergizi gratis
26 November 2024 15:30
Presiden Prabowo panggil menteri-menteri bahas bansos hingga gaji guru
26 November 2024 14:08
Cek fakta, Presiden Prabowo akan blokir TikTok Shop
26 November 2024 10:03
Pemprov Babel uji coba makan bergizi gratis di SDN 12 Penyamun
25 November 2024 22:20
Presiden Prabowo tiba di Abu Dhabi dan sempat dikawal pesawat tempur
23 November 2024 17:14