Medan (Antara Babel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
mencatat Gunung Sinabung di Kabupaten Karo mengalami erupsi sebanyak
sembilan kali dalam dua hari terakhir.
Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Sabtu, Kepala Pusat
Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada
Kamis (20/7) terjadi dua kali, sedangkan pada Jumat (21/7) sebanyak
tujuh kali.
Pada Kamis, erupsi pertama terjadi pada pukul 17.46 WIB yang
menyemburkan abu vulkanik setinggi 3.500 meter dan menimbulkan gempa
erupsi selama 346 detik.
Sedangkan erupsi kedua terjadi pada pukul 23.00 WIB yang juga
mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom 3.500 meter dan gempa
erupsi selama 357 detik.
Kemudian, pada Jumat terjadi erupsi pada pukul 09.55 WIB yang
mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.300 meter dan gempa erupsi selama
249 detik.
Selanjutnya, terjadi lagi erupsi pada pukul 10.17 WIB, pukul 11.03
WIB, pukul 17.31 WIB, pukul 17.54 WIB, pukul 19.59 WIB, dan pukul 23.08
WIB.
Dari rangkaian kondisi itu, BNPB menyimpulkan bahwa aktivitas
vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi dan masih diberlakukan status
"Awas".
BNPB merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak
melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak, dalam
jarak tujuh km untuk sektor selatan-tenggara, jarak enam km untuk sektor
tenggara-timur, serta jarak empat km untuk sektor utara-timur.
Masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai
yang berhulu di Gunung Sinabung juga diingatkan agar tetap waspada
terhadap potensi bahaya lahar hujan.
Kondisi itu karena telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai
Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir
daerah aliran sungai agar waspada karena bendungan itu sewaktu-waktu
dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga berpotensi
mengakibatkan banjir lahar atau banjir bandang.