Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden
Bank Dunia (World Bank Groups) DR Jim Yong Kim bersama delegasi di
Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Presiden yang didampingi Menko
Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Menteri
Keuangan Sri Mulyani menerima delegasi Bank Dunia ini pukul 11.00 WIB.
"Saya mengetahui dari Menteri Keuangan (Sri Mulyani) bahwa Anda
telah merencanakan kunjungan pada pekan ini sebagai bagian dari
perjalanan menjelang pertemuan Bank Dunia-IMF tahun depan di Bali," kata
Jokowi saat menyambut kedatangan delegasi Bank Dunia.
Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas kemitraan yang kuat Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia selama ini.
"Bank Dunia telah membantu memperbaiki struktur dan kualitas atau
pengeluaran fiskal kita. Bank Dunia melakukan pekerjaan penting dengan
kita dalam pemberantasan kemiskinan, investasi modal manusia seperti
memperbaiki kesehatan dan pendidikan, dan menangani dampak perubahan
iklim," kata Presiden.
Jokowi juga menyatakan gembira, dimana Bank Dunia pada tahun lalu
telah meningkatkan peringkat indeks Ease of Doing Business (EODB) dari
peringkat 106 menjadi 91.
"Saya tahu Anda di sini untuk mengatakan bahwa tahun ini Bank Dunia akan memberikan upgrade lagi," kata Presiden sambil bercanda.
Yong Kim, dalam konferensi pers usai pertemuan, mengatakan alasan
kunjungannya tersebut karena Indonesia dan Presiden Jokowi memiliki
cita-cita besar bagi negara dan rakyat.
"Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan lebih dari 5 persen yang akan membuat iri mayoritas negara di dunia," kata Kim.
Dia mengatakan bahwa kemitraan Bank Dunia dengan Indonesia sangat
erat, karena selama ini dirinya telah bekerja sama dengan Sri Mulyani
selama empat tahun di Grup Bank Dunia.
"Dia tahu segalanya tentang organisasi kami dan apa yang harus kami
tawarkan tetapi juga karena tujuan kami dalam mengakhiri kemiskinan dan
meningkatkan kemakmuran," katanya.
Kim mengatakan Bank Dunia akan mengadakan pertemuan konkrit dalam
pertemuan tahunan, dimana Indonesia sebagai tuan rumah akan dijadikan
sebagai salah satu tempat di dunia bagi investor untuk berinvestasi.
"Ada leadership yang sangat kuat dari atas, ada industri
pemula di begitu banyak daerah yang sekarang siap untuk investasi lebih
besar terutama bagi investor luar Indonesia dan juga potensi pertumbuhan
di sini sangat tinggi," katanya.
Kim juga mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke Indonesia pada
Februari 2018 untuk mempersiapkan pertemuan para investor yang akan
diundang dalam pertemuan tahunan.
"Kami akan mengundang investor institusi dari berbagai belahan dunia
untuk datang ke Indonesia untuk melihat peluang dan proses reformasi
yang telah membawa negara ini jalan," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat
penting bagi dunia dan tujuan Bank Dunia di sini adalah bekerja sama
dengan pemerintah maupun sektor swasta negara ini.
"Kami akan menunjukkan seberapa cepat sebuah negara berkembang dapat
beralih dari status rendah ke menengah ke atas. Kami percaya bahwa itu
mungkin di sini. Kami sangat yakin bahwa ini mungkin di bawah
kepemimpinan Presiden Jokowi dan kami berkomitmen pada kemitraan ini
dengan cara yang jarang dilakukan dengan negara seukuran ini," katanya.
Dalam kunjungannya ini, Kim didampingi oleh Victoria Kwakwa (vice
president for East Asia and the Pacific), Rodrigo Chaves (Country
Director Indonesia and Timor Leste), Vivek Pathak (Regional Director
IFC), Azam Khan (Country Manager IFC), Rolande Prye (Operations Manager
indonesia) dan Aurelie Chardon (Spcial Assistant/Advisor President World
Bank Groups).
Berita Terkait
BUMN mainkan peran penting selama COVID-19 dan pascapandemi
4 Oktober 2024 21:28
Gangguan IT besar hantam bank, maskapai, dan bisnis di seluruh dunia
19 Juli 2024 17:29
Indonesia ajukan dana ke Bank Dunia untuk pandemi masa depan
19 Mei 2023 11:05
Kejatuhan bank tidak akan jadi pengulangan kris 2008
6 April 2023 08:31
Harga minyak menetap lebih rendah pada Sabtu pagi
18 Maret 2023 09:42
Bank Dunia prediksi ekonomi RI 2022 tumbuh 5,2 persen
15 Desember 2022 15:22
Bank Dunia: negara-negara termiskin berutang bilateral 62 miliar dolar
2 Desember 2022 10:40
Presiden Bank Dunia: ekonomi global "sangat dekat" dengan resesi
14 Oktober 2022 10:42