Dhaka (Antara Babel) - Bangladesh melonggarkan pembatasan terhadap
kelompok bantuan yang bekerja di kamp pengungsi dan meminta dana sebesar
250 juta dolar Amerika dari Bank Dunia untuk mendanai bantuan darurat,
setelah kedatangan lebih dari 435.000 muslim Rohingya dari Myanmar yang
membanjiri area perbatasan mereka.
Biro Urusan Organisasi
Non-pemerintah mengizinkan 30 kelompok lokal dan internasional untuk
memenuhi kebutuhan darurat di sejumlah kamp, ujar Shahdat Hossain,
seorang direktur biro, kepada AFP, Selasa (26/9).
Bangladesh
telah dengan ketat membatasi akses ke kamp Rohingya dalam beberapa tahun
terakhir. Mereka tidak pernah memberi alasan, tetapi negara itu
sensitif terhadap masalah keamanan dan ada kekhawatiran bahwa kedatangan
pengungsi muslim dapat memicu kemarahan dari kelompok ekstremis.
Namun,
kedatangan pengungsi baru sejak 25 Agustus telah menekan sejumlah kamp
yang ada, yang sudah menampung 300.000 muslim Rohingya yang melarikan
diri dari kerusuhan di Myanmar.
Kamp-kamp tersebut saat ini
menghadapi kelangkaan makanan dan obat-obatan cukup mengerikan,
sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin memperingatkan
lonjakan risiko penyakit kolera.
Sejumlah kelompok bantuan masih
hanya diizinkan untuk bekerja selama dua bulan di kamp sekitar kota
perbatasan Cox’s Bazar, ujar Hossain, dan harus fokus menyediakan
layanan kesehatan, fasilitas sanitasi dan tempat perlindungan bagi
pengungsi Rohingya, demikian seperti dilansir AFP.
Bangladesh Longgarkan Akses Bantuan Untuk Pengungsi Rohingya
Rabu, 27 September 2017 9:15 WIB