Jakarta (Antara Babel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyatakan Gunung Sinabung meletus pada Kamis dini hari, namun tidak
sampai menimbulkan korban jiwa serta penambahan pengungsi.
"Masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung karena
sejak ditetapkan status awas pada 2 Juni 2015 hampir setiap hari terjadi
letusan," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
dalam siaran pers.
Dia mengatakan Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan
letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik dua ribu meter yang diikuti
awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah selatan dan
2.000 meter ke arah timur-tenggara pada Kamis dini hari.
"Angin bertiup lemah-sedang ke arah timur-tenggara dengan lama gempa erupsi 366 detik," katanya.
Pada 11 Oktober pukul 10.51 WIB, gunung api aktif itu juga meletus,
menimbulkan kolom abu vulkanik setinggi 1.500 meter, gempa erupsi selama
333 detik, dan hujan abu di beberapa desa sekitar Gunung Sinabung.
Sutopo
mengatakan bahwa desa-desa yang masuk dalam zona merah sudah kosong,
ribuan warganya sudah mengungsi, sebagian sudah dipindahkan ke area yang
lebih aman sementara lain menunggu relokasi.
Ia mengatakan BNPB terus memberikan bantuan kepada pengungsi dan masyarakat sekitar Gunung Sinabung.
BNPB
telah menyalurkan bantuan dana siap pakai hingga Rp321,6 miliar untuk
penanganan pengungsi sejak 2013 hingga September 2017.
Dana itu digunakan untuk bantuan anak sekolah, jaminan hidup, biaya
listrik, air bersih, sewa tempat pengungsian, pembangunan sekolah
darurat, MCK, tempat ibadah, sewa rumah, sewa lahan pertanian dan
sebagainya.
"Bupati Karo menjadi penanggung jawab penanganan dampak letusan
Gunung Sinabung dan BNPB terus memberikan pendampingan dan bantuan,"
kata dia.
Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung, dia menjelaskan, masih tinggi
serta belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. PVMBG terus melakukan
pemantauan secara intensif.
Sutopo mengimbau masyarakat dan
wisatawan tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak
gunung, dalam jarak tujuh kilometer di sektor selatan-tenggara, dalam
jarak enam kilometer di sektor tenggara-timur serta pada jarak empat
kilometer di sektor utara-timur Gunung Sinabung.
Ia juga meminta
warga yang bermukim dan beraktivitas dekat sungai-sungai yang berhulu di
Gunung Sinabung tetap mewaspadai ancaman lahar hujan.
Curah hujan diprediksi akan terus meningkat sehingga ancaman banjir lahar hujan juga meningkat, katanya.
Telah
terbentuk bendung alam di hulu Sungai Laborus. Masyarakat yang bermukim
dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus diminta
waspada karena bendungan ini bisa jebol kalau tidak kuat menahan volume
air dan mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.
"Hampir setiap hari Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara meletus. Selain melontarkan abu vulkanik, letusan juga
disertai dengan gempa guguran, lava pijar dan luncuran awan panas," kata
dia.