Tulungagung (Antara Babel) - Siswa SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa
Timur "BS" (13) yang menjadi korban pengeroyokan ala tontonan di tv
gladiator oleh tiga siswa temannya di halaman kelasnya, mengaku trauma
kembali masuk ke sekolah.
Kepada pamannya, Hindro Wiyono, Senin, BS meminta agar diuruskan
pindah ke sekolah lain yang membuat dirinya merasa aman dan nyaman
melanjutkan pendidikan tanpa khawatir menjadi sasaran perundungan
apalagi pengeroyokan teman-temannya.
"Anaknya masih trauma. Setiap ditanya soal kejadian yang dialami
dia selalu gemetar. Katanya dia tidak mau kembali ke sekolahnya (SMPN 1
Boyolangu)," kata Hindro Wiyono.
Saat ini, BS masih menjalani perawatan intensif di ruang High Care
Unit RSUD dr Iskak, Tulungagung. Di badan BS masih menempel beberapa
alat pendeteksi denyut nadi, jantung dan selang infus.
Hindro mengaku masih fokus untuk mengobatkan BS. Karena kondisi
lukanya sangat parah, dan nyaris berakibat fatal. Tulang dahi BS retak
hingga pangkal hidung, dan masuk ke arah otak.
Dikonfirmasi mengenai kekerasan di lingkungan sekolah itu, Kepala
SMPN 1 Boyolangu Muji Wasono mengaku sudah mengupayakan penyelesaian
dengan jalan damai atau kekeluargaan.
Ia mempertimbangkan bahwa antara korban dan pelaku sama-sama siswa yang masih di bawah umur.
"Kami sudah menjalin komunikasi dengan dua orang tua pelaku agar kasus ini diselesaikan dengan baik," ujarnya.
Tak hanya ikut bertanggung jawab atas tindakan "nakal" anak-anak
mereka, orang tua kedua pelaku kepada Muji Wasono juga menyatakan siap
menanggung biaya pengobatan BS yang diyakini cukup besar.
"Mereka siap, jika sewaktu-waktu dimintai biaya," katanya.
Kasus perkelahian yang membuat BS terluka membuat trauma sebagain siswa yang melihatnya.
Bekas darah BS masih terlihat berceceran dan hanya ditutup dengan
pasir. Pihak sekolah belum membersihkan ceceran darah itu.
"Saya nangis tidak kuat melihat darah yang mengucur. Terus saya yang menutupi dengan pasir itu," ucap seorang siswa GA.
BS mengaku, selama ini kerap di-bully oleh para pelaku, Vt (14), Ek (14) dan Ctr (14).
Selain kerap diolok dengan sebutan cupu, BS mengaku kerap mendapat
perlakuan fisik, seperti ditoyor kepalanya. Karena tidak tahan mengalami
perundungan (di-bully), Sabtu (16/12) BS menantang Ctr berkelahi.
Perkelahian yang menjadi awal mula pengeroyokan ini berlangsung
singkat. Ctr yang tak terima kemudian memanggil dua temannya dan
melakukan pengeroyokan atas BS hingga terjatuh ke lantai dan mengalami
luka parah.
Berita Terkait
Pemkab Bangka Barat imbau para orang tua pantau literasi digital anak
12 April 2019 13:29
Antara TV - Gubernur Babel Ajak Orang Tua Perangi Bully
11 April 2019 16:52
Gubernur Babel prihatin kasus pengeroyokan Audrey
11 April 2019 13:30
Trump di-Bully Republik dan Demokrat Karena Rasis ke Muslim
20 September 2015 15:06
Ibu Pelaku "Bully" Presiden Datangi Mabes Polri
30 Oktober 2014 15:44
Kontras Kecewa Polisi Tangkap Pelaku "Bully" Presiden
29 Oktober 2014 16:14
Sasaran "bullying" kadang anak alergi atau gendut
27 Desember 2012 15:49