Jakarta (Antara Babel) - Gunung Agung meletus lagi pada Minggu pukul
10.05 WITA, mengeluarkan asap kelabu tebal dengan tinggi kolom abu
vulkanik sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah mengarah ke timur
laut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers
mengatakan erupsi hanya berlangsung sesaat, sekitar 10 menit.
Pada Sabtu (23/12) pukul 11.57 WITA, Gunung Agung juga mengeluarkan
asap kelabu tebal setinggi sekitar 2.500 meter condong ke timur laut.
Hujan abu disertai pasir tipis terjadi di sekitar lereng Gunung Agung,
seperti di Tulamben dan Kubu.
"Tidak ada dampak merusak dari kedua erupsi tersebut. Aktivitas
masyarakat di Bali normal. Justru banyak masyarakat di sekitar Bali
menikmati erupsi. Tidak ada kepanikan di masyarakat. Saat ini masyarakat
sudah teredukasi dengan cukup baik mengenai erupsi dan ancaman dari
Gunung Agung," katanya.
Sutopo mengatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih
tinggi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sampai
saat ini masih menetapkan Gunung Agung status Awas (level 4) yang
diberlakukan sejak 27 November lalu.
Namun, status Awas itu hanya berlaku pada radius 8-10 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.
"Artinya masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di dalam
radius 8-10 kilometer dari puncak kawah. Di luar area itu aktivitas
dapat berjalan normal dan masih tetap aman," ungkapnya.
Sutopo menlanjutkan kode VONA (Vulcano Observatory Notice for Aviation)
untuk Gunung Agung saat ini Oranye. Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai di Denpasar dan Bandara Internasional Lombok beroperasi
normal dan aman.
Ia menambahkan, selama musim penghujan hingga April 2018, arah angin
di Bali akan dominan ke arah timur-tenggara sehingga Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar akan aman.
Sementara itu, jumlah pengungsi erupsi Gunung Agung saat ini
tercatat 71.045 orang yang tersebar di 239 titik pengungsian.
Rinciannya, 42.928 orang di Kabupaten Karangasem, 11.441 orang di
Kabupaten Klungkung, 9.938 orang di Kabupaten Buleleng, 977 orang di
Kabupaten Bangli, 3.502 orang di Kabupaten Gianyar, 205 orang di
Kabupaten Jembrana, 730 orang ada di Kabupaten Tabanan, 590 orang di
Kabupaten Badung, dan 734 orang di Kota Denpasar.
Sutopo mengatakan bahwa pencabutan status tanggap darurat penanganan
erupsi Gunung Agung tidak akan mengubah bantuan penanganan pengungsi.
Ia menjelaskan bahwa status tanggap darurat hanya ditetapkan untuk
kemudahan akses dalam administrasi.
"Untuk itulah saat ini sedang disiapkan Peraturan Presiden yang
mengatur kemudahan akses dalam administrasi, bantuan logistik dan
keuangan guna terus membantu penanganan pengungsi dan dampak yang
ditimbulkan erupsi Gunung Agung.," katanya.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang, dan menegaskan erupsi tidak
membahayakan selama berada di luar radius yang telah ditetapkan PVMBG.
"Bali aman dan normal. Jangan takut untuk berkunjung ke Bali. Saat
ini jumlah wisatawan baik, domestik dan mancanegara terus meningkat.
Ikuti semua perkembangan terkini Gunung Agung dari Magma PVMBG. Tanyakan
kepada Posko Utama BPBD dan Pos Pendampingan Nasional BNPB terkait
Gunung Agung," katanya.
Gunung Agung meletus lagi, tapi tak membahayakan
Minggu, 24 Desember 2017 20:08 WIB