Jakarta (Antaranews Babel) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 sudah mengerucut pada dua nama, dan selanjutnya akan dibicarakan kembali dengan parpol koalisi.
"Pembicaraan sampai Minggu (5/8) malam adalah cawapres yang akan mendampingi Prabowo sudah mulai mengerucut kepada dua nama," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Namun Muzani enggan menyebutkan kedua nama tersebut dan saat ini parpol koalisi sedang terus melakukan berbagai pembicaraan terkait dua nama tersebut.
Dia juga mengatakan pihaknya terus membicarakan dengan pihak-pihak di luar parpol koalisi agar bisa memberikan dukungan karena kemungkinan keputusan cawapres diambil pada akhir masa pendaftaran pasangan bakal capres-cawapres.
"Tanggal belum bisa kami pastikan namun mudah-mudahan lebih cepat. Tentunya pembicaraan ini harus sabar dan telaten karena kami harus memiliki kesabaran untuk mendengarkan semua," ujarnya.
Muzani mengatakan dua nama tersebut sedang dihitung dan diseriusi untuk dibahas dengan empat parpol koalisi yaitu Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS.
Dia menjelaskan Gerindra menginginkan empat parpol yang sudah berkomitmen untuk bersama-sama mendukung Prabowo di Pilpres 2019, tetap dalam satu barisan.
"Karena itu, ketelatenan, kesabaran dari kami untuk mendengar untuk menjelaskan tentu saja itu bagian seni tersediri dalam diplomasi ini," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan nama-nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2019 sudah mengerucut pada tiga nama yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Segaf Aljufri dan Ustad Abdul Somad.
"Kami sudah kuat paling tidak ada tiga nama calon untuk cawapres. Misalnya Demokrat AHY, lalu rekomendasi ijtima ulama untuk cawapres ada ustad Salim Segaf dan ustad Abdul Somad," kata Fadli di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (1/8).
Dia mengatakan PAN mengajukan nama Abdul Somad namun harus dibicarakan bersama-sama karena PKS mengajukan Salim Segaf dan Demokrat ajukan AHY meskipun SBY tidak menyebut nama.
Namun Fadli menyakini ketiganya memiliki kapasitas dan mampu berkomunikasi dengan semua kalangan termasuk kaum muda.