Jakarta (Antaranews Babel) - Hasil survei Y-Publica menunjukkan pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara itu pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di pemilih dari kalangan Muhmmadiyah dan Front Pembela Islam (FPI).
"Di segmen pemilih yang merasa lebih dekat secara religi dan kultural dengan NU, pasangan Jokowi-Maruf memperoleh 59 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 23,3 persen. Sisanya sebesar 17,7 persen belum memutuskan," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan keunggulan pasangan Jokowi-Maruf di basis pemilih NU, tidak lepas dari posisi Maruf sebagai kader NU.
Selain itu menurut dia, jauh sebelum deklarasi capres-cawapres, Jokowi sudah rajin mengunjungi tokoh-tokoh NU dan ikut berbagai kegiatannya sehingga berdampak pada elektabilitasnya di kalangan NU.
Dia mengatakan, di kalangan pemilih Muhammadiyah, pasangan Prabowo-Sandiaga unggul tipis dibandingkan Jokowi-Maruf.
"Di kalangan Muhammadiyah, eletabilitas Prabowo-Sandiaga mendapatkan 42,7 persen, sedangkan Jokowi-Maruf sebesar 39,9 persen dan 17,4 persen belum memutuskan pilihan," ujarnya.
Namun menurut Rudi, pasangan Prabowo-Sandi unggul telak dikalangan pemilih dari FPI yaitu mendapatkan 67,5 persen, sedangkan Jokowi-Maruf memperoleh 21,3 persen, dan 11,2 persen pemilih belum memutuskan pilihannya.
Dia menekankan bahwa pasangan Jokowi-Maruf mendapatkan dukungan signifikan dari pemilih ormas Islam di luar NU, Muhammadiyah, dan FPI yaitu mencapai 52,7 persen, Prabowo-Sandi 27,9 persen, dan sisanya sebesar 19,4 persen belum memutuskan pilihan.
Survei Y-Publica dilakukan dari 13-23 Agustus 2018 dengan 1200 responden yang dipilih secara "multistage random sampling". Survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responsen menggunakan kuisioner dengan "margin of error" sebesar 2,98 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.