Jakarta (Antaranews Babel) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menghadiri acara puncak Peringatan 45 Tahun Kerja Sama Jepang dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Singapura pada November 2018.
PM Abe akan bertemu dengan seluruh pemimpin negara anggota ASEAN dalam KTT ASEAN-Jepang dimana Singapura menjadi tuan rumah.
"Itu adalah salah satu agenda politik penting dalam hubungan kami, sekaligus untuk merayakan 45 Tahun Hubungan Jepang dan ASEAN," kata Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kazuo Sunaga di ASEAN Secretariat, Jakarta, Senin.
Jepang merupakan salah satu mitra strategis ASEAN yang memiliki cakupan kerja sama yang luas dalam berbagai bidang.
Di bidang ekonomi, banyaknya perusahaan Jepang yang beroperasi di negara-negara Asia Tenggara telah membentuk dasar yang kuat bagi hubungan Jepang dan ASEAN.
Selain itu, hubungan pertukaran antarmasyarakat juga menjadi semakin berkembang dengan meningkatnya jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke Asia Tenggara, begitu pun sebaliknya.
"Saya ingin melihat lebih banyak pertukaran aktif antarmasyarakat, baik Jepang maupun ASEAN," tutur Dubes Sunaga.
Jepang cukup aktif berpartisipasi dalam Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan dan Penanganan Bencana ASEAN (AHA Center) dengan memberikan berbagai jenis bantuan termasuk pembangunan kapasitas.
Jepang juga sukses menjalankan inisiatif Jaringan Pertukaran Mahasiswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur (JENESYS), sebuah program pertukaran pemuda yang bertujuan membangun landasan untuk solidaritas yang kuat di Asia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat bahwa dalam kurun waktu 45 tahun terakhir, hubungan Jepang-ASEAN berlandaskan atas beberapa prinsip utama seperti Doktrin Fukuda yang dideklarasikan pada 1977 dan juga Lima Prinsip Diplomasi Jepang-ASEAN yang dideklarasikan pada 2013.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, Jepang mempromosikan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka sebagai konsep menyeluruh dalam kebijakan luar negerinya.
Dalam pidatonya yang berjudul Confluence of the Two Seas di hadapan Parlemen India pada 2007, PM Abe telah menggarisbawahi bahwa Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka adalah bagian penting dalam mewujudkan stabilitas dan kemakmuran masyarakat internasional.
Salah satu tujuan dari strategi ini adalah untuk membangun konektivitas antara Asia dan Afrika yang mengarah pada stabilitas dan kemakmuran seluruh kawasan.
Menurut Dubes Sunaga, kebijakan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka dapat menciptakan menciptakan kesejahteraan negara-negara yang dilalui Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, karena Jepang selalu berusaha mempromosikan kerja sama terutama dalam bidang ekonomi untuk kemakmuran bersama.
Kebijakan tersebut juga diharapkan bisa menjembatani kerja sama yang baik antara Jepang dan ASEAN, maupun dengan negara Asia dan Afrika lainnya.