Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7 Sumatera Selatan, Andjar Sumardjati mengatakan literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga non perbankan dinilai cukup tinggi.
"Survei menyebutkan pengetahuan dan inklusi masyarakat daerah ini masing-masing 29,45 persen dan 69,09 persen. Walaupun angka literasi dan inklusi terhadap produk pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan terkategori cukup tinggi, namun kami akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat," katanya di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil survei, literasi dan inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal pada 2018 tergolong kecil, yaitu 4,44 persen untuk literasi dan 1,25 persen untuk inklusi.
Sementara literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan, masing-masing 29,45 persen dan 69,09 persen.
"Memang cukup tinggi, tetapi angka itu masih di bawah literasi dan inklusi masyarakat Sumsel, yakni 31,27 persen dan 72,36 persen. Maka kami, OJK dan BEI perlu melakukan sesuatu untuk meningkatkan angka literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk-produk pasar modal, perbankan dan non perbankan," ujarnya.
Menurutnya dalam Eco Investival 2018, OJK, BEI Bangka Belitung yang menjalin kerjasama dengan BEM FE dan Hima FE, mengelar Festival dan Seminar Pasar Modal yang menampilkan pembicara dari kalangan profesional di bidang pasar modal dan bursa efek.
"Dalam seminar ini kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasar modal sederhana. Pada acara ini pun mahasiswa belajar, atau mendapat pengetahuan tentang investasi dalam bentuk saham, trading saham dan reksa dana," katanya.
Dikatakannya, OJK dan BEI menilai penting keberadaan perguruan tinggi, karena selain wahana untuk menyosialisasikan pasar modal dan sebagainya, perguruan tinggi itu sendiri merupakan lembaga formal yang menghasilkan sumber daya manusia yang kelak terjun ke dunia industri jasa keuangan.
"Dalam konteks mencari sumber daya manusia dalam industri jasa keuangan, sudah tentu keberadaan perguruan tinggi itu suatu keniscayaan," ujarnya.