Muntok (Antaranews Babel) - Kelompok kesenian Bobong Project Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan sejumlah pementasan sebagai upaya pelestarian sandiwara tradisional Bangka.
"Kami rencanakan dalam tahun ini mampu menggelar minimal enam kali pementasan dari kampung ke kampung dengan cerita berbeda," kata pengurus Bobong Project, Nurkholis Dwianto di Muntok, Jumat.
Di awal tahun ini, Bobong Project sudah pentas sebanyak dua kali dan saat ini sedang menyiapkan pementasan ketiga yang akan digelar di Kampung Jungku, Muntok.
Sebanyak enam kali pementasan yang direncanakan memang direncanakan masih di wilayah Muntok untuk mengenalkan kembali seni tradisonal yang sempat menghilang tersebut.
"Pementasan ketiga pada tahun ini kami harapkan mampu menyedot semakin banyak penikmat agar seni tradisi lakon Pak Udak semakin dikenal masyarakat lokal," katanya.
Menurut dia, sandiwara tradisional Bangka dengan tokoh utama Pak Udak identik dengan kesenian Dulmuluk, sebuah kesenian yang cukup mirip dengan lenong Betawi, di daerah itu sudah cukup lama tidak tampil di hadapan penonton karena para pelakunya sudah cukup tua, bahkan ada beberapa yang sudah meninggal dunia.
Berawal dari semangat pelestarian sandiwara tradisonal tersebut, sejumlah pegiat muda dalam bidang seni pertunjukan yang ada di Muntok kemudian membentuk kelompok Bobong Project, dan berinisiatif menghidupkan kembali lakon Pak Udak.
"Kami masih cukup terbuka untuk mendapatkan masukan, kritikan atau saran untuk mengentalkan pola cerita, dialog, gerak, musik dan sejumlah elemen dasar lain agar mendekati keaslian seni tradisional itu," kata dia.
Dia mengakui sejauh ini masih cukup kesulitan untuk mendapatkan data keaslian sandiwara tradisional tersebut, namun tetap memberanikan diri untuk memulai upaya pelestariannya.
"Sambil berjalan dan tampil di swejumlah kampung kami harapkan bisa mendapatkan banyak masukan agar kesenian yang kami bawakan bisa diterima dan mampu melestarikan Dulmuluk," katanya.
