Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan terkait pengembangan budidaya kepiting terkendala bibit dan teknologi yang belum dikuasai masyarakat di daerah itu.
"Dulu itu memang ada upaya kita membudidayakan kepiting bakau, tapi terkendala bibit dan penguasaan teknologinya oleh masyarakat, sehingga belum dioptimalkan kembali," kata Kepala DKP Kabupaten Bangka, Ahmad Sapran di Sungailiat, Senin.
Ia mengatakan, di Kabupaten Bangka saat ini baru ada tiga tempat pengembangan budidaya kepiting diantaranya di Desa Pagarawan, Desa Mendo Barat dan di Belinyu karena pengembangan budidaya kepiting memerlukan ketelitian dan telaten tidak seperti ikan.
Menurut dia, pengembangan budidaya kepiting yang patut di contoh daerah lainnya yang ada di Desa Pagarawan, Kecamatan Merawang sebab berdasarkan penilaian DKP Kabupaten Bangka hasilnya sangat memuaskan.
"Budidaya yang ada di Desa Pagarawan bekerja sama dengan Universitas Bangka Belitung ini sangat bagus dan hasil memuaskan sekali," katanya.
Pengembangan budidaya kepiting bakau yang dilaksanakan Desa Pagarawan dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Bangka Belitung (LPPM-UBB) serta Kelompok Budidaya Ikan Kamboja Desa Pagarawan suda dilaksanakan satu tahun lalu.
Ia menambahkan, kegiatan ini sangat tepat dikembangkan sebagai upaya memberikan percontohan dan menumbuhkan minat masyarakat Bangka untuk melakukan pembudidayaan ikan, kepiting, udang dan lain-lain.
Hal ini sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bangka yakni Bangka Sejahtera dan Mulia (Bangka Setara) dengan salah satu misinya adalah mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan.
"Saya berharap LPPM UBB dan Kelompok Budidaya Ikan Kamboja dapat menularkan ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat sekitar, melanjutkan program ini dengan jenis dan komoditas baru seperti udang, bandeng, bawal dan lain-lain," katanya.