DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung adanya program Sister Hospital antara RSUPN Dr Cipto Mangunkusomo dengan RS Dr (HC) Ir Soekarno, terkait dengan pengembangan pelayanan bedah syaraf dan intervensi nyeri juga perencanaan pengembangan telekonsultasi yang dilakukan oleh tim Dokter RSUD Babel untuk masyarakat Bangka Belitung.
"Terkait dukungan untuk program ini kita sudah beraudiensi dengan Dirut RSCM, Dr Lies Dina Liastuti, Sp. JP (K), MARS bersama beberapa direktur dan tim dokter spesialis di rumah sakit tersebut," kata Wakil Ketua DPRD Babel, Toni Purnama bersama Komisi IV DPRD Bangka Belitung, di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, DPRD Babel, sangat mendukung pengadaan anggaran untuk bidang kesehatan. Karena dengan adanya sistem ini, tim dokter di RSUD bisa melakukan pendampingan dari Departemenen Bedah Syaraf RSCM sehingga masyarakat Babel tidak perlu ragu ataupun takut untuk berobat.
"Jika ini terealisasi, maka tidak perlu lagi pasien kita operasi ke Jakarta, dengan menunggu antrian yang cukup lama, sementara di Babel pun bisa dilakukan," ujarnya.
Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, dokter spesialis RSCM sudah melakukan visitasi sebanyak delapan kali ke Rumah Sakit Dr (HC) Ir Soekarno, dimulai pertama kalinya pada 24 Agustus 2017.
Dari hasil visitasi tersebut sangat mengejutkan dimana Bangka Belitung merupakan provinsi tertinggi untuk hipertensi sehingga memperbesar risiko terkait syaraf juga neuroendovaskular.
Dengan adanya informasi ini, selain harus adanya peduli yang tinggi akan kesehatan dari masyarakat Babel sendiri, peningkatan kualitas SDM dan peningkatan pelayanan di RSUD harus terus dilakukan sehingga berobat di Babel seperti rasa berobat di RSCM.
"Kita juga sangat senang dengan program Sister Hospital ini, para dokter kami di RSUD selalu disupport dan didampingi," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk peningkatan kualitas SDM dan peningkatan pelayanan di RSUD di bidang kesehatan untuk di Babel sendiri masih sangat terbatas sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan khusus.
"Nanti kita akan minta untuk penguatan SDM adanya ahli teknologi dan penguatan SDM ini dari mereka seperti konteks contoh RSCM, Dokter Spesialis yang baru lulus, kita belajar kinerja dari mereka. Dan yang terpenting kita mendesak adanya pelatihan-pelatihan dari segi teknis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Terkait dukungan untuk program ini kita sudah beraudiensi dengan Dirut RSCM, Dr Lies Dina Liastuti, Sp. JP (K), MARS bersama beberapa direktur dan tim dokter spesialis di rumah sakit tersebut," kata Wakil Ketua DPRD Babel, Toni Purnama bersama Komisi IV DPRD Bangka Belitung, di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, DPRD Babel, sangat mendukung pengadaan anggaran untuk bidang kesehatan. Karena dengan adanya sistem ini, tim dokter di RSUD bisa melakukan pendampingan dari Departemenen Bedah Syaraf RSCM sehingga masyarakat Babel tidak perlu ragu ataupun takut untuk berobat.
"Jika ini terealisasi, maka tidak perlu lagi pasien kita operasi ke Jakarta, dengan menunggu antrian yang cukup lama, sementara di Babel pun bisa dilakukan," ujarnya.
Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, dokter spesialis RSCM sudah melakukan visitasi sebanyak delapan kali ke Rumah Sakit Dr (HC) Ir Soekarno, dimulai pertama kalinya pada 24 Agustus 2017.
Dari hasil visitasi tersebut sangat mengejutkan dimana Bangka Belitung merupakan provinsi tertinggi untuk hipertensi sehingga memperbesar risiko terkait syaraf juga neuroendovaskular.
Dengan adanya informasi ini, selain harus adanya peduli yang tinggi akan kesehatan dari masyarakat Babel sendiri, peningkatan kualitas SDM dan peningkatan pelayanan di RSUD harus terus dilakukan sehingga berobat di Babel seperti rasa berobat di RSCM.
"Kita juga sangat senang dengan program Sister Hospital ini, para dokter kami di RSUD selalu disupport dan didampingi," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk peningkatan kualitas SDM dan peningkatan pelayanan di RSUD di bidang kesehatan untuk di Babel sendiri masih sangat terbatas sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan khusus.
"Nanti kita akan minta untuk penguatan SDM adanya ahli teknologi dan penguatan SDM ini dari mereka seperti konteks contoh RSCM, Dokter Spesialis yang baru lulus, kita belajar kinerja dari mereka. Dan yang terpenting kita mendesak adanya pelatihan-pelatihan dari segi teknis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019