Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar tradisi "Nganggung" dengan menyediakan 2.000 dulang sebagai bagian dari rangkaian hari jadi Kota Sungailiat ke-253.
Bupati Bangka, Mulkan di Sungailiat, Kamis mengatakan, tradisi "Nganggung" dengan menggunakan dulang merupakan wujud semangat gotong-royong antarwarga.
"Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sesama warga, supaya tercipta kerukunan dan kedamaian," katanya.
Ia mengatakan, 2.000 dulang yang berisikan makanan disajikan untuk dimakan bersama dengan seluruh pegawai di pemerintahan itu dan masyarakat setempat.
2.000 dulang berasal dari pegawai organisasi perangkat daerah dan masyarakat berasal dari kecamatan, berisikan nasi dengan lauk pauk, disajikan untuk makan bersama-sama secara meriah.
"Tradisi Nganggung ini menggambarkan bahwa masyarakat di Kabupaten Bangka mengedepankan gotong royong, ada unsur kebersamaan didalamnya dan kita tidak membedakan antara etnis satu dengan etnis lainnya, semua masyarakat terlibat disini untuk makan bersama," kata bupati.
"Tradisi "Nganggung" biasanya dilakukan oleh masyarakat pada saat menyambut perayaan seperti menjelang lebaran, Maulid Nabi, Ruwah maupun kegiatan budaya lainnya," jelasnya.
Bupati mengatakan, prosesi "Nganggung" pernah dijuga diikuti oleh sejumlah wisatawan mancanegara pada saat lomba Triathlon ataupun kegiatan lainnya yang melibatkan tamu dari luar negeri.
"Budaya masyarakat Bangka dari warisan hendaknya harus dijaga dan dilestarikan karena dengan kekayaan budaya itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung," kata bupati.
Sementara Wakil Bupati Bangka, Syahbudin mengatakan, kegiatan "Nganggung" merupakan bentuk implementasi nyata dalam mewujukan serta menanamkan rasa toleransi masyarakat Kabupaten Bangka.
"Melalui kegiatan "Nganggung" bersama, duduk bersama, makan bersama dan bersyukur bersama ini melambangkan rasa toleransi yang tinggi ditengah masyarakat," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Bupati Bangka, Mulkan di Sungailiat, Kamis mengatakan, tradisi "Nganggung" dengan menggunakan dulang merupakan wujud semangat gotong-royong antarwarga.
"Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sesama warga, supaya tercipta kerukunan dan kedamaian," katanya.
Ia mengatakan, 2.000 dulang yang berisikan makanan disajikan untuk dimakan bersama dengan seluruh pegawai di pemerintahan itu dan masyarakat setempat.
2.000 dulang berasal dari pegawai organisasi perangkat daerah dan masyarakat berasal dari kecamatan, berisikan nasi dengan lauk pauk, disajikan untuk makan bersama-sama secara meriah.
"Tradisi Nganggung ini menggambarkan bahwa masyarakat di Kabupaten Bangka mengedepankan gotong royong, ada unsur kebersamaan didalamnya dan kita tidak membedakan antara etnis satu dengan etnis lainnya, semua masyarakat terlibat disini untuk makan bersama," kata bupati.
"Tradisi "Nganggung" biasanya dilakukan oleh masyarakat pada saat menyambut perayaan seperti menjelang lebaran, Maulid Nabi, Ruwah maupun kegiatan budaya lainnya," jelasnya.
Bupati mengatakan, prosesi "Nganggung" pernah dijuga diikuti oleh sejumlah wisatawan mancanegara pada saat lomba Triathlon ataupun kegiatan lainnya yang melibatkan tamu dari luar negeri.
"Budaya masyarakat Bangka dari warisan hendaknya harus dijaga dan dilestarikan karena dengan kekayaan budaya itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung," kata bupati.
Sementara Wakil Bupati Bangka, Syahbudin mengatakan, kegiatan "Nganggung" merupakan bentuk implementasi nyata dalam mewujukan serta menanamkan rasa toleransi masyarakat Kabupaten Bangka.
"Melalui kegiatan "Nganggung" bersama, duduk bersama, makan bersama dan bersyukur bersama ini melambangkan rasa toleransi yang tinggi ditengah masyarakat," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019