Sebagian para penambang bijih timah masih memiliki nyali dan "kucing-kucingan" dengan aparat keamanan untuk merambah kawasan Marbuk, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, secara liar.

Informasi yang dihimpun Antara, Sabtu malam, sebagian penambang memaksakan diri menurunkan mesin tambang pada malam hari supaya tidak dikejar-kejar aparat kepolisian.

Para penambang main kucing-kucingan dengan aparat karena kawasan Marbuk selalu dirazia dan ditertibkan aparat kepolisian, sehingga mereka memilih menambang pada malam hari untuk menghindari kejaran polisi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak Polres Bangka Tengah bertekad untuk membersihkan kawasan Marbuk, Kinari dan Pungguk dari aktivitas penambangan bijih timah karena berisiko terhadap kerusakan lingkungan cukup parah dan ancaman banjir yang merendam ratusan rumah penduduk.

"Kami tidak bisa memberikan toleransi kepada penambang di kawasan tersebut, jika mereka memaksakan diri maka akan terus kami tertibkan," ujarnya.

Aparat kepolisian sempat menghentikan aktivitas penambangan bijih timah di kawasan Marbuk dan membongkar belasan ponton apung (alat penggeruk timah) milik penambang.

Namun hanya beberapa hari setelah itu, para penambang secara diam-diam kembali beraktivitas dan bahkan ada yang nekad beroperasi pada malam hari.

Sementara M Tamimi, seorang warga Berok mengatakan, aktivitas penambangan bijih timah di kawasan Marbuk, Kinari dan Pungguk wajib ditertibkan.

"Risikonya sangat besar, ratusan rumah warga Berok terancam tenggelam karena tiga kawasan itu merupakan eks PT Koba Tin yang dijadikan daerah resapan air untuk mengatasi banjir," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019