Bupati Bangka Mulkan mengatakan tradisi Peh Cun dirayakan untuk memperingati legenda Dinasti Couw 340 sebelum masehi.

"Tradisi Peh Cun adalah perayaan memperingati lagenda pembesar di zaman Dinasti Couw 340 sebelum masehi dan juga seorang sastrawan dan budayawan besar, yakni Khut Gwan," kata bupati saat menghadiri perayaan Peh Cun atau pesta pantai di Dusun Tuning, Desa Mapur, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat.

Perayaan pesta pantai yang digelar di Pantai Pelabuhan Dalam Dusun Tuning, tersebut dihadiri pejabat Sekda Bangka Ahmad Muksin, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangka Asep Setiawan, Kapolsek Riau Silip, Kepala Dusun Tuning Sunaidi serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) pemerintah daerah itu.

"Saya mengajak seluruh masyarakat bersyukur, karena masyarakat Bangka ini secara konsisten mampu menciptakan situasi dan kondisi yang aman, damai serta hidup rukun, bahkan memiliki keharmonisan antarsuku, budaya serta agama, sehingga layak disebut pulau harmonis," katanya.

Dia berharap, tradisi Peh Cun tetap dijaga dan dilestarikan, karena bila dikemas secara menarik akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar Bangka, bahkan dari luar negeri untuk datang ke Kabupaten Bangka.

"Saya optimis tradisi warisan budaya ini mampu mengangkat sektor pariwisata dengan meningkatkan jumlah wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Menurutnya, tradisi budaya yang dimiliki masyarakat Kabupaten Bangka yang beraneka ragam merupakan bentuk aset atau kekayaaan masyarakat yang harus dipertahankan selamanya.

"Tradisi budaya tidak boleh hilang dan harus diwariskan ke generasi sekarang, tradisi budaya akan menyempurnakan pariwisata daerah untuk dikenal oleh wisatawan," kata bupati.

Pewarta: Kasmono

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019