Sungailiat (ANTARA) - Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Boy Yandra, menyatakan optimistis mampu cegah kematian pasien yang terkena penyakit Demam berdarah dengue (DBD).
"Saya optimis, angka kematian DBD mampu dicegah karena telah dilakukan berbagai upaya pencegahan," kata Boy Yandra di Sungailiat, Jumat, menanggapi angka kasus di DBD yang mencapai 117 kasus.
Ia mengatakan berbagai upaya dilakukan seperti memberikan perawatan medis secara intensif bagi pasien DBD baik yang dirawat di puskesmas maupun pasien di rumah sakit.
Sementara upaya dini, dilakukan pencegahan penyebaran penyakit yang mematikan tersebut dengan memaksimalkan peran aktif masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan termasuk juga dilibatkan peran pelajar.
"Edukasi pencegahan DBD di masyarakat dengan menerjunkan peran kader posyandu dan pihak lain yang terkait," ucap dia.
Boy Yandra mengatakan, dengan edukasi atau pemberian pemahaman seperti tanda-tanda gejala DBD, diharapkan masyarakat memahami untuk menjaga kebersihan dan akan segera membawa ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gangguan kesehatan.
"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau gerakan 5M harus dilakukan seperti, menguras bak mandi secara rutin, menutup penampungan air, menimbun wadah yang dapat menjadi tempat berkembangnya nyamuk, daur ulang barang bekas, dan menabur bubuk abate," kata Boy Yandra.
Tercatat angka kasus DBD di Kabupaten Bangka hingga sekarang mencapai 117 kasus. Dari ratusan angka penyebaran kasus itu ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Sungailiat sebanyak 46 orang, Puskesmas Batu Rusa 18 orang.
Kemudian di Kecamatan Belinyu 17 orang, Riau Silip 16 orang, Kecamatan Pemali 12 orang Mendo Barat enam orang, Puding Besar dan Kecamatan Bakam masin- masing satu kasus DBD.
Meskipun tidak ditemukan angka kematian pasien DBD, tetapi jumlahnya meningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun 2024 yang kurang dari 100 kasus.
"Tahun 2024, terjadi angka kematian pasien DBD sebanyak lebih dari lima orang," kata Boy Yandra.*