Badan Pusat Statistik provinsi kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai impor di daerah penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia tersebut pada April 2019 sebesar US$0,5 juta, atau turun 73,76 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, karena adanya kekosongan impor migas di provinsi itu.

"Pada April tahun ini terjadi kekosongan impor migas, maka impor daerah ini hanya berasal dari impor nonmigas," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan apabila dibandingkan impor April 2019 dengan April 2018 maka terjadi penurunan sebesar 85,82 persen, maka dengan demikian, jumlah nilai impor selama Januari - April 2019 mencapai US$4,6 juta.

"Selama Januari-April 2019 peran nonmigas mendominasi sebesar 78,20 persen. Namun demikian untuk periode Januari-April 2019, impor nonmigas mengalami penurunan 20,25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, peran migas terhadap akumulasi impor Bangka Belitung menurun menjadi 21,80 persen," katanya.

Menurut golongan barang, impor nonmigas Januari-April 2019 didominasi oleh mesinmesin atau pesawat mekanik. Sekitar 78,96 persen (US$2,8 juta) impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung merupakan golongan ini.

Selanjutnya mesin atau peralatan listrik menempati urutan kedua dengan nilai sebesar US$454 ribu (12,72 persen). Produk keramik Januari-April 2019 sebesar US$168 ribu.

"Urutan golongan barang berdasarkan peran tertinggi berikutnya adalah plastik dan barang dari plastik 1,94 persen dan tembaga 0,41 persen. Maka, peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung 98,72 persen," ujarnya.

Ia mengatakan Malaysia menduduki peringkat pertama dalam peran impor Bangka Belitung tahun 2019. Selama Januari-April 2019, nilai impor dari Malaysia sebesar US$2,2 juta atau berperan 49,05 persen.

Selanjutnya, China berada pada peringkat kedua dalam peran impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nilai impor dari Tiongkok pada April 2019 hanya US$223 ribu sehingga peran Januari-April 2019 menjadi 27,70 persen.

"Singapura, Thailand, dan Vietnam menempati posisi ketiga hingga kelima secara berurutan. Namun, tidak ada impor dari Singapura dan Vietnam pada April 2019. Dengan demikian, peran nilai impor selama Januari-April 2019 dari kelima negara asal impor ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 100 persen," katanya. ***1***

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019