Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya melestarikan permainan tradisional, gasing, sebagai warisan budaya dan ciri khas masyarakat Melayu.
"Tentu pemerintah daerah terus berupaya melestarikan permainan gasing ini karena sarat dengan nilai budaya dan makna kehidupan masyarakat," kata Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan di antara upaya melestarikan permainan gasing itu, yaitu menjadikan gasing sebagai olahraga tradisional masyarakat Melayu yang rutin dilaksanakan setiap tahun melalui suatu ajang.
"Permainan gasing ini sudah melekat dan menjadi tradisi masyarakat Melayu Bangka sejak zaman 'atok-atok' (kakek-kakek) kita dahulu, sebagai hiburan bagi mereka pada masa itu untuk mengisi waktu senggang usai panen raya lahan kebun mereka," ujarnya.
Seiring dengan perjalanan waktu, kata dia, permainan gasing menjadi olahraga daerah yang rutin dilaksanakan setiap tahun dalam wujud lomba.
"Bahkan gasing tidak hanya diperlombakan di tingkat lokal saja, tetapi juga di sejumlah negara rumpun Melayu," ujarnya.
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional rakyat, sedangkan keberadaan permainan gasing pada awalnya untuk mengisi waktu senggang dan sarana hiburan, yang kemudian dikembangkan sebagai hasil budaya masyarakat.
Dalam perkembangannya, permainan gasing dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan membina keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya.
Oleh karena itu, kata dia, perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan permainan gasing merupakan bagian penting bagi penguatan jati diri atau identitas bangsa.
"Saya berharap masyarakat Bangka Tengah dapat mencintai adat budaya, terutama permainan tradisional, di antaranya lomba gasing karena ini merupakan permainan 'atok-atok' kita dulu untuk memupuk kebersamaan antarsesama,” kata Ibnu Saleh.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Tentu pemerintah daerah terus berupaya melestarikan permainan gasing ini karena sarat dengan nilai budaya dan makna kehidupan masyarakat," kata Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan di antara upaya melestarikan permainan gasing itu, yaitu menjadikan gasing sebagai olahraga tradisional masyarakat Melayu yang rutin dilaksanakan setiap tahun melalui suatu ajang.
"Permainan gasing ini sudah melekat dan menjadi tradisi masyarakat Melayu Bangka sejak zaman 'atok-atok' (kakek-kakek) kita dahulu, sebagai hiburan bagi mereka pada masa itu untuk mengisi waktu senggang usai panen raya lahan kebun mereka," ujarnya.
Seiring dengan perjalanan waktu, kata dia, permainan gasing menjadi olahraga daerah yang rutin dilaksanakan setiap tahun dalam wujud lomba.
"Bahkan gasing tidak hanya diperlombakan di tingkat lokal saja, tetapi juga di sejumlah negara rumpun Melayu," ujarnya.
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional rakyat, sedangkan keberadaan permainan gasing pada awalnya untuk mengisi waktu senggang dan sarana hiburan, yang kemudian dikembangkan sebagai hasil budaya masyarakat.
Dalam perkembangannya, permainan gasing dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan membina keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya.
Oleh karena itu, kata dia, perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan permainan gasing merupakan bagian penting bagi penguatan jati diri atau identitas bangsa.
"Saya berharap masyarakat Bangka Tengah dapat mencintai adat budaya, terutama permainan tradisional, di antaranya lomba gasing karena ini merupakan permainan 'atok-atok' kita dulu untuk memupuk kebersamaan antarsesama,” kata Ibnu Saleh.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019