Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan 380 hektare tanamam padi petani terancam gagal panen karena kesulitan mendapatkan air selama musim kemarau di daerah itu.

"Saat ini lahan persawahan petani sudah mengalami kekeringan, karena sumber air sudah mengering," kata Analisis Pasar Hasil Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel Intan Fortuna saat menghadiri rapat koordinasi dampak kekeringan di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan 380 hektare tanaman padi sawah terancam gagal panen tersebut tersebar di Kabupaten Belitung Timur seluas 140 hektare dan Bangka Selatan 240 hektare.

Namun, kata dia, ketersediaan air untuk pertanian sawah di di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Belitung masih mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman tersebut.

"Dua kabupaten ini terancam gagal panen, karena petani di daerah itu sudah terbiasa menanam dua kali setahun, sementara kabupaten lainnya masih sekali setahun," katanya.

Dia mengatakan kondisi panas yang cukup ekstrem tahun ini, membuat sumber air untuk pertanian padi di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung sudah mulai mengering.

"Kita sudah menyalurkan mesin air dan membangun embung, namun masalahnya air untuk tanaman tersebut sudah mengering," ujarnya.

Ia menambahkan apabila 380 hektare padi sawah itu gagal panen, tentu akan memengaruhi produksi padi dan beras petani yang berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga tingkat ketergantungan beras dari luar daerah akan semakin tinggi.

"Saat ini untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat, kita masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Sekitar 80 persen beras masih didatangkan dari Pulau Jawa, Sumatera, dan daerah sentra produksi lainnya untuk memenuhi konsumsi masyarakat," katanya. 
 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019