Toboali (Antara Babel) - Seluas 100 hektare tanaman padi di Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, gagal panen karena kekeringan selama musim kemarau.
"Panen padi kedua tahun ini gagal, karena daun tanaman padi sudah mengering, rusak, dan terserang hama karena kekurangan air," kata salah seorang petani Desa Rias Cecep di Toboali, Kamis.
Ia mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kekeringan sawah karena bendungan air Mentukul selama musim hujan pada awal tahun lalu jebol dan tidak bisa menampung air lagi.
"Jika bendungan ini tidak jebol, dipastikan petani masih bisa panen kedua tahun ini," ujarnya.
Saat ini, kata dia, sebagian besar petani tidak lagi mengurus sawahnya, bahkan padi tersebut dijadikan makanan sapi.
"Hasil panen padi pertama cukup lumayan dan panen kedua dipastikan rugi besar karena biaya perawatan dan pengelolaan padi yang tinggi," ujarnya.
Demikian juga, Heru petani padi lainnya mengatakan panen padi kedua tahun ini gagal, karena bendungan tidak lagi berfungsi untuk mengairi sawah.
"Kalau bendungan tidak jebol dan segera diatasi tentu petani bisa melakukan panen
dua kali," katanya.
Ia mengatakan jebolnya bendungan Mentukul ini sudah lama terjadi, awalnya belum begitu
besar dan masih bisa mengaliri air untuk sawah.
"Beberapa waktu lalu pernah dilakukan perbaikan dan dinilai mubazir karena petani tetap kesulitan air selama musim kemarau," ujarnya.
Menurut dia pada 2013 dan 2014 petani Desa Rias masih bisa melakukan panen padi sebanyak dua kali, dipastikan tidak panen karena tanaman padi sudah mengering dan rusak.
"Kami hanya berharap pemerintah segera mencari solusi kekeringan ini, agar petani kembali bisa panen padi dua kali dalam setahun," ujarnya.
100 Hektare Tanaman Padi Rias Gagal Panen
Kamis, 13 Agustus 2015 21:48 WIB
Panen padi kedua tahun ini gagal, karena daun tanaman padi sudah mengering, rusak, dan terserang hama karena kekurangan air,"