Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan bibit lada menggunakan sistem kultur jaringan karena memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sistem stek.

"Kelebihan dari sistem kultur jaringan ini adalah umur lada seragam, bebas penyakit dan produktifitas lebih tinggi dibandingkan sistem stek," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Bangka Belitung (Babel), A. Toni Batubara di Pangkalpinang, Selasa.

Menurutnya, pembibitan melalui kultur jaringan merupakan upaya yang efisien untuk mengembalikan kejayaan Muntok White Pepper (Lada Puti Muntok) yang kini mengalami penurunan produksi pascatimah.

"Teknik kultur jaringan tersebut memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif dan teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.

Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas.

Selanjutnya, kata dia, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat.

"Diharapkan pembibitan lada di Babel bisa lebih baik lagi dan masyarakat lebih antusias untuk kembali bercocok tanam terutama lada yang memiliki daya jual yang tinggi," harapnya.

Menurutnya, pembibitan lada sistem jaringan tersebut membutuhkan sejumlah persiapan seperti laboratorium dan kesiapan SDM untuk pengelolaan.

"Pembibitan ini akan dilaksanakan segera mungkin dan saat ini kita membutuhkan laboratorium," ujarnya.

Pewarta: Oleh Septi Artiana

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014