Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengakui penggunaan kartu kendali atau fuel card belum optimal, karena banyaknya permasalahan yang terjadi di lapangan.

"Evaluasi ini untuk melihat perkembangan fuel card itu," kata Pj.Sekda Babel, Yulizar Adnan usai menghadiri rapat evaluasi fuel card, di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan, adanya evaluasi yang dilakukan ini untuk memperbaiki sistem kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah, belum lagi perluasan fuel card untuk jenis solar subsidi dan ron 88 (bensin) yang akan menyentuh kalangan petani dan nelayan.

Tercatat beberapa masalah tersebut seperti halnya pajak mati yang bisa menggunakan fuel card, bisa mengisi lebih dari kuota yang ditentukan, pemakaian kartu ATM pengganti fuel card hingga pemakaian fuel card ganda untuk satu pengguna.

"Ini yang akan kita tindaklanjuti, maka kita bertemu untuk evaluasi. Dimana banyaknya miss komunikasi di lapangan," ujarnya.

Sementara, Asisten Setda bidang Perekonomian dan Pembangunan, Yanuar mengakui adanya kesalahan teknis penggunaan fuel card oleh masyarakat. Kesalahan teknis ini berupa kesalahan operator yang memasukkan kuota per liter yang diterima pengguna fuel card. 

"Kemungkinan ada salah memasukkan, seharusnya dia dapat 20 liter per hari tapi dimasukkan 30 liter per hari. Makanya kita perbaiki, dan ini perlu kita block,  jadi tidak ada lagi yang punya satu dua tiga kartu karena sudah kunci jadi semua sudah sesuai, tidak dapat berulang-ulang," ujarnya.

Yanuar memastikan, setelah evaluasi ini pihaknya berharap tidak ada lagi kesalahan tersebut, termasuk kemungkinan penambahan jatah kuota per liter yang diterima. 

"Namun hal itu belum bisa dibocorkan ke publik sebelum ada perbaikan surat edaran (SE) Gubernur Babel. Ini akan diperbaiki, suratnya masih menunggu tandatangan pak gubernur," ujarnya.

Selain itu, perluasan fuel card akan menyentuh sektor pertanian dan tangkap ikan nelayan. Oleh karena itu, pihaknya menekankan agar dinas terkait dapat sesegera mungkin berkoordinasi terkait jumlah petani dan nelayan yang memerlukan kebijakan ini. 

"Dengan begitu kita tahu kuotanya berapa, karena ada keluhan dari para petani. Jangan sampai mereka protes seolah-olah tidak dilayani. Demikian juga dengan nelayan dan Perkim pada pengelolaan SPAM," ujarnya.

Dari informasi yang diterima sejauh ini sudah ada 8.812 kendaraan yang telah mendaftarkan sebagai pengguna fuel card dan ini mendapat dukungan dari masyarakat karena tidak ada lagi penumpukan.

"Sekarang pengisian BBM di SPBU sudah mulai tertib, meskipun mulai tak beraturan pada pengisian bensin, tapi ini akan segera kita atur bersama Pertamina," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020