Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Pangkalbalam, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta nahkoda dan nelayan tradisional untuk lebih mewaspadai cuaca ekstrem, guna mencegah kecelakaan kapal di laut.
"Kita meminta nahkoda untuk lebih berhati-hati dan mewaspadai cuaca buruk datang secara tiba-tiba yang membahayakan keselamatan kapal," kata Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Pangkalbalam, Harlansyah, di Pangkalpinang, Minggu.
Dia mengatakan berdasarkan koordinasi dan prakiraan cuaca dari BMKG, tinggi gelombang di Perairan Bangka dan Belitung berkisar satu hingga 1,5 meter atau masih aman untuk pelayaran kapal penumpang dan barang.
Sementara itu, tinggi gelombang satu hingga 1,5 meter tersebut sudah cukup membahayakan keselamatan kapal-kapal nelayan tradisional yang berukuran kecil dan tidak memiliki alat keselamatan yang tidak memadai.
"Kami berharap nelayan melapor sebelum melaut dan ini berdasarkan penundaan keberangkatan kapal ini berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 003/Ksop.Pkblm/2018 tentang Perkiraan Potensi Gelombang Tinggi dari BMKG," katanya.
Selain itu, mereka harus melapor terlebih dahulu sebelum melaut karena hal itu juga membuat KSOP mudah memantau keberadaan dan memberikan bantuan apabila terjadi kecelakaan selama beraktivitas atau menangkap ikan di tengah laut.
"Kami sudah beberapa kali menyosialisasikan hal ini kepada nelayan, namun hingga saat ini belum ada nelayan tradisional yang melaporkan keberangkatan kapalnya," ujarnya.
Saat ini, katanya, kondisi cuaca di perairan setempat cukup ekstrem yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan nelayan.
"Kondisi cuaca ini sangat rentan terjadi kecelakaan, apalagi kapal tangkap ikan nelayan belum dilengkapi alat keselamatan yang memadai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kita meminta nahkoda untuk lebih berhati-hati dan mewaspadai cuaca buruk datang secara tiba-tiba yang membahayakan keselamatan kapal," kata Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Pangkalbalam, Harlansyah, di Pangkalpinang, Minggu.
Dia mengatakan berdasarkan koordinasi dan prakiraan cuaca dari BMKG, tinggi gelombang di Perairan Bangka dan Belitung berkisar satu hingga 1,5 meter atau masih aman untuk pelayaran kapal penumpang dan barang.
Sementara itu, tinggi gelombang satu hingga 1,5 meter tersebut sudah cukup membahayakan keselamatan kapal-kapal nelayan tradisional yang berukuran kecil dan tidak memiliki alat keselamatan yang tidak memadai.
"Kami berharap nelayan melapor sebelum melaut dan ini berdasarkan penundaan keberangkatan kapal ini berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 003/Ksop.Pkblm/2018 tentang Perkiraan Potensi Gelombang Tinggi dari BMKG," katanya.
Selain itu, mereka harus melapor terlebih dahulu sebelum melaut karena hal itu juga membuat KSOP mudah memantau keberadaan dan memberikan bantuan apabila terjadi kecelakaan selama beraktivitas atau menangkap ikan di tengah laut.
"Kami sudah beberapa kali menyosialisasikan hal ini kepada nelayan, namun hingga saat ini belum ada nelayan tradisional yang melaporkan keberangkatan kapalnya," ujarnya.
Saat ini, katanya, kondisi cuaca di perairan setempat cukup ekstrem yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan nelayan.
"Kondisi cuaca ini sangat rentan terjadi kecelakaan, apalagi kapal tangkap ikan nelayan belum dilengkapi alat keselamatan yang memadai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020