Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan sistem penanggulangan bencana alam secara terpadu, sebagai bentuk respon pemerintah dalam mengantisipasi perubahan cuaca yang ekstrem di pulau penghasil timah nomor dua terbesar di dunia itu.

"Penanganan bencana secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan ini, artinya bahwa penanggulangan bencana menjadi tugas kita bersama-sama," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan usai apel siaga bencana di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan semenjak perubahan paradigma penanggulangan bencan dari responsif menjadi preventif, maka sudah mulai dibangun sistem penanggulangan bencana. artinya mandat penyelenggaraan penanggulangan bencana secara proporsional juga dimiliki oleh sektor-sektor lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing masing.

Baca juga: Pemprov Babel gelar pasukan penanggulangan bencana

"Selama musim hujan dengan intensitas tinggi ini, bencana dapat terjadi setiap saat dan manusia hanya dapat memperkirakan," ujarnya.

Oleh karena itu, kesiapsiagaan seluruh aparat TNI, Polri, pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan instansi terkait lainnya serta masyarakat harus terus ditingkatkan. Apalagi sekarang sedang memasuki musim hujan yang diperkirakan intensitasnya sangat tinggi hingga Februari 2020.

"Kita semua perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim. maka apel kesiapsiagaan dan gelar pasukan merupakan salah satu respon kita dalam mengantisipasi perubahan cuaca serta dalam upaya mengurangi segala bentuk risiko bencana," katanya.

Menurut dia apel kesiapsiagaan dan gelar pasukan penanggulangan bencana ini sebagai bagian dari penanganan bencana secara terpadu yang merupakan salah satu wujud untuk meningkatkan serta memperkuat koordinasi dan sinkronisasi stakeholder terkait dalam penanggulangan bencana.

"Kita bersama sama memiliki tujuan yang sama untuk membangun kesadaran, membangun dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku untuk mengantisipasi bencana yang ditimbulkan perubahan cuaca ekstrim ini," katanya.

Ia mengatakan Bangka Belitung yang terdiri dari tujuh kabupaten dan satu kota serta empat puluh tujuh kecamatan perlu membantengi diri dalam penanggulangan bencana.

"Daerah Bangka Belitung yang terdiri dari dua pulau besar yaitu Bangka dan Belitung sangat berpotensi terjadinya bencana alam hidrometeorogi, seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan maupun perubahan cuaca ekstrim angin puting beliung," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020