Koba, Babel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meminta warga agar mewaspadai bencana alam angin kencang yang berpotensi terjadi di kawasan pesisir.
"Kita tingkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang terjadi tahun ini, terutama kejadian angin kencang," kata Kepala BPBD Bangka Tengah Yudhi Sabara di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, pada 2024 kondisi cuaca masih ekstrem dan warga diminta lebih waspada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
"Hujan dengan intensitas tinggi tidak hanya memicu banjir, tetapi juga disertai dengan angin kencang," ujarnya.
Ia juga memprediksi panas kering juga terjadi pada 2024 dan diingatkan warga tidak membakar lahan dan hutan sembarangan karena dapat memicu kebakaran hutan dan lahan dalam skala luas.
"Sepanjang 2023 kita mencatat sebanyak 220 kejadian bencana alam yang didominasi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Sebanyak 220 kejadian bencana alam itu dengan rincian empat bencana banjir, 178 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 15 puting beliung, sembilan kejadian kekeringan, sembilan kebakaran rumah, dan lima nelayan hilang.
"Kejadian bencana alam sepanjang 2023 merata atau tersebar di enam kecamatan," ujarnya.
Sebanyak 178 karhutla yang terjadi sepanjang 2023 dengan rincian di Kecamatan Koba 156 kali, Lubuk Besar lima kali, Simpangkatis tiga kali, Sungaiselan dua kali, Namang enam kali, dan Pangkalanbaru enam kali.
Sembilan kejadian kekeringan di 10 desa di Bangka Tengah dan 15 bencana puting beliung melanda 13 dusun/desa/kelurahan.
Sedangkan kejadian banjir terjadi di empat titik yaitu Jalan Aik Cauyan, Kelurahan Simpang Jongkong, Desa Perlang, dan Desa Beruas.
Kemudian sembilan kasus kebakaran rumah terjadi di tujuh desa dan lima nelayan hilang di Desa Kurau Barat, Desa Lubuk Besar, Pasar Pagi Dermaga Sungaiselan, Perairan Gelasa, dan Pantai Beriket.