Petani lada di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dianjurkan menggunakan tajar (junjung) dari batang kapuk, sebagai media untuk perkembangan akar.

"Petani lada kami anjurkan menggunakan junjung hidup dan direkomendasikan memakai batang kapuk," kata Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh di Koba, Rabu.

Ia menjelaskan, banyak keuntungan jika petani lada menggunakan tajar dari batang kapuk yaitu selain mampu menjaga perkembangbiakan akar dan tunas juga bisa menghemat biaya produksi.

"Petani bisa menekan biaya untuk membeli junjung, selain itu batang kapuk juga bisa berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman lada," tambah Ibnu Saleh yang sebelum menjadi bupati pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan.

Ia mengatakan, beberapa kelompok tani sudah berhasil mengembangkan tanaman lada dengan menggunakan tajar batang kapuk tersebut dengan produksi jauh lebih baik dibanding tajar mati.

"Kualitas lada dan jumlah produksi sangat tergantung dengan tajar sebagai media panjat akar, maka harus menjadi perhatian para petani jika ingin mendapatkan hasil maksimal," lanjutnya.

Pemerintah daerah akan menyediakan bibit kapuk dan tajar hidup lainnya yang nantinya akan dibagikan secara cuma-cuma kepada petani lada.

"Sejumlah bantuan terus kami gulirkan kepada petani lada, diantaranya pupuk, peralatan teknologi pertanian, bibit, dan ilmu teknologi terbaru dari para penyuluh," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020