Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong warga terutama perempuan untuk membudidayakan lele dalam ember.
"Membudidayakan lele dalam ember relatif mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas," kata Pengawas Perikanan Budi Daya DKP Babel Suti Maryati di Pangkalpinang, Selasa.
DKP Babel akan memulai mengembangkan dan membudidayakan lele dalam ember itu di Sekolah Perempuan Babel, yang merupakan sekolah khusus kaum perempuan yang dirintis Ketua TP PKK Babel, Melati Erzaldi.
"Kami mengajarkan kalangan ibu-ibu di Sekolah Perempuan Babel ini bagaimana cara membudidayakan lele dalam ember, dengan harapan bisa berkembang, terus berdikari dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga," ujarnya.
Suti menjelaskan, hanya dengan menggunakan ember kapasitas 80 liter yang diisi 50 hingga 60 benih lele sudah bisa panen lele dalam waktu sekitar tiga bulan.
"Bersamaan dengan lele, kalangan ibu-ibu juga bisa menanam kangkung air di atasnya sehingga hasilnya dapat dua sekaligus lele dan kangkung," ujarnya.
Selain praktis dan mudah dilakukan, kata dia modal awal untuk budi daya lele dalam ember juga relatif terjangkau.
"Modal awal membeli ember 80 liter, benih dan pakan serta peralatan lainnya dibutuhkan dana sekitar Rp200 ribu dan untuk selanjutnya lebih murah lagi karena ember masih bisa digunakan lagi," jelasnya.
Menurut dia, potensi perikanan budi daya di Babel cukup menjanjikan dan usaha pembudidayaan terus berkembang dalam beberapa tahun ini.
Pada 2018 produksi perikanan budi daya mencapai 9.340,93 ton meliputi vanamei, kerapu, lele, nila, patin dan kerang.
"Itu produksi pada 2018, sementara pada 2019 masih dalam proses validasi data nasional, namun kemungkinan produksinya mengalami peningkatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Membudidayakan lele dalam ember relatif mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas," kata Pengawas Perikanan Budi Daya DKP Babel Suti Maryati di Pangkalpinang, Selasa.
DKP Babel akan memulai mengembangkan dan membudidayakan lele dalam ember itu di Sekolah Perempuan Babel, yang merupakan sekolah khusus kaum perempuan yang dirintis Ketua TP PKK Babel, Melati Erzaldi.
"Kami mengajarkan kalangan ibu-ibu di Sekolah Perempuan Babel ini bagaimana cara membudidayakan lele dalam ember, dengan harapan bisa berkembang, terus berdikari dan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga," ujarnya.
Suti menjelaskan, hanya dengan menggunakan ember kapasitas 80 liter yang diisi 50 hingga 60 benih lele sudah bisa panen lele dalam waktu sekitar tiga bulan.
"Bersamaan dengan lele, kalangan ibu-ibu juga bisa menanam kangkung air di atasnya sehingga hasilnya dapat dua sekaligus lele dan kangkung," ujarnya.
Selain praktis dan mudah dilakukan, kata dia modal awal untuk budi daya lele dalam ember juga relatif terjangkau.
"Modal awal membeli ember 80 liter, benih dan pakan serta peralatan lainnya dibutuhkan dana sekitar Rp200 ribu dan untuk selanjutnya lebih murah lagi karena ember masih bisa digunakan lagi," jelasnya.
Menurut dia, potensi perikanan budi daya di Babel cukup menjanjikan dan usaha pembudidayaan terus berkembang dalam beberapa tahun ini.
Pada 2018 produksi perikanan budi daya mencapai 9.340,93 ton meliputi vanamei, kerapu, lele, nila, patin dan kerang.
"Itu produksi pada 2018, sementara pada 2019 masih dalam proses validasi data nasional, namun kemungkinan produksinya mengalami peningkatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020