Sebagai pejuang di garda terdepan dalam penanganan COVID-19 kiprah seorang tenaga medis baik Dokter maupun perawat dalam merawat pasien positif COVID-19 memiliki resiko yang tinggi terpapar virus COVID-19.

Namun bagi dr. Indrawati perempuan kelahiran Pangkal Pinang 18 Agustus 1987 diberikan amanah merawat pasien positif COVID-19 di RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.

"Jujur pertama kali yang saya rasakan adalah rasa bangga. Ketika terjadi pandemi seperti ini yang maju pertama kalinya adalah kami maka saya bangga," katanya ketika dihubungi ANTARA di Tanjung Pandan, Selasa.

Namun selain rasa bangga dirinya juga tidak menampik ada rasa khawatir muncul ketika memikirkan efek ke belakangnya baik bagi diri pribadi maupun keluarga di rumah.

Ibu dari dua anak ini membayangkan apakah selepas bertugas menangani pasien COVID-19 di Rumah Sakit dan kembali ke rumah akan membahayakan keluarganya.

Namun rasa itu terus berkecamuk sehingga dirinya memutuskan untuk mengasingkan diri kemudian tinggal di fasilitas rumah singgah bagi para tenaga medis COVID-19 yang telah disediakan.

Meskipun sejauh ini keluarganya baik suami dan anak-anaknya mendukung penuh tugasnya sebagai dokter yang menangani pasien COVID-19.

"Jadi memang tidak bertemu keluarga tetapi kalau kangen saya bilang ke keluarga kalau ada libur saya kemungkinan pulang tetapi kalau masih bisa ditahan kangennya mungkin "by video call" saja karena resiko", ujarnya.

Oleh karena itu agar semuanya tetap baik-baik saja dirinya selalu memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap, baik dan benar.

"APD harus lengkap pulang ke rumah harus dalam keadaan bersih jadi kami harus mandi di rumah sakit dan berganti pakaian serta kemana-mana cuci tangan," katanya.

Ia mengemukakan rasa bangga itu kembali bertambah ketika satu dari empat pasien positif COVID-19 di daerah itu dinyatakan sembuh sekaligus menjadi pasien COVID-19 yang pertama sembuh di provinsi itu.

"Kami senang sekali apalagi saya pribadi kenal dengan pasien itu awalnya pasien memang menerima bahwa dirinya sakit dan ketika dinyatakan negatif beliau senang sekali walaupun meski dikarantina," ujarnya.

Sedangkan untuk kondisi tiga pasien positif COVID-19 lainnya yang sedang mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSUD setempat kondisinya baik.

"Puji Tuhan, kondisi pasien baik sama seperti orang yang tidak kena COVID-19 mereka antusias akan sembuh. Mereka hanya perlu menambah daya tahan tubuh, jangan stres, berpikir positif, minum obat mereka hanya perlu menunggu swab begitu swabnya negatif mereka sembuh," katanya.

Ia menjelaskan, para perawat juga banyak memotivasi dan memberikan inspirasi kelada pasien untuk sembuh dari COVID-19.

"Para perawat yang sering kontak langsung dengan pasien jadi mereka bilang ke pasien seperti bapak tidak sakit bapak sebentar lagi sembuh kita cuma menunggu hasil swab jadi mereka (perawat) edukasinya lebih bagus," ujarnya.

Oleh karena itu bagi Indrawati sosok Kartini adalah sosok perempuan yang menginspirasi dirinya beserta teman-teman lain yang saat ini sama-sama berjuang di garda terdepan penanganan COVID-19.

Ia percaya sebagaimana ungkapan R.A Kartini bahwa habis gelap terbitlah terang. Dirinya yakin pandemi COVID-19 pasti berakhir.

Ia juga meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona baru atau COVID-19.

"Kepada teman-teman lain semoga kita tetap diberikan kesehatan, menjaga amanah tugas dan tidak melupakan penggunaan APD dengan lengkap dan benar tujuan untuk diri sendiri dan keluarga bahwa kita meminimalkan penularan," katanya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020