Sungailiat (Antara Babel) - Wakil Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rustamsyah, mengingatkan masyarakat petani di daerahnya beralih dari aktivitas pertambangan, kembali menanam lada karena harganya cukup mahal, mencapai lebih dari Rp100 ribu per kilogram.


"Saya ingatkan masyarakat petani yang beralih profesi ke pertambangan biji timah untuk kembali menanam lada di kebunnya karena harga cukup tinggi mencapai Rp100 ribu lebih per kilogramnya," katanya di Sungailiat, Jumat.


Ia mengatakan sejumlah petani lada di Kabupaten Bangka sempat beralih ke sektor pertambangan biji timah karena dianggap cepat mendapatkan keuntungan.


Namun, katanya, sektor pertambangan tidak dapat diperbaharui dan kebanyakan kegiatannya tidak ada izin.    


"Petani dapat mengelola lahan bekas tambang yang tidak dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi lahan perkebunan lada yang produktif," ujarnya.


Dia mengatakan sebelum pertambangan biji timah diserahkan oleh pemerintah daerah dari PT Timah, petani lada sempat mengalami masa kejayaan pada era sebelum 2000, sedangkan Provinsi Kepulauan Bangka selain terkenal dengan biji timah terbesar juga dikenal dengan ladanya.


"Saya akui memang untuk menanam lada sampai dengan panen membutuhkan waktu yang mencapai lebih satu tahun, dan tentunya petani dituntut bersabar sambil memelihara yang intensif tanaman lada itu," katanya.


Pihaknya mendorong petani yang beraktivitas di pertambangan untuk kembali menanam lada, sebagaimana program "Bangka Bermartabat" yang menempatkan sektor perkebunan sebagai salah satu unggulan.    


"Mari kita bersama-sama kembangkan daerah ini dengan memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki guna kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Pewarta: Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014