Jakarta (Antara Babel) - Tak terasa 10 tahun telah berlalu dan tiba saatnya bagi Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengakhiri masa jabatannya dan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan.

Seusai melakukan acara pisah-sambut di Istana Merdeka,Senin  Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono  berjalan kaki keluar menuju gerbang Istana Merdeka.

Di sepanjang perjalanan menuju gerbang Istana Merdeka, lagu "Pantang Mundur" yang berkisah tentang melepas seorang pahlawan diperdengarkan oleh kelompok musik yang berada di halaman istana.

Sesaat sebelum masuk ke mobil mantan pasangan orang nomor satu itu sempat menyalami warga yang sedari pagi telah berkumpul di Jalan Medan Merdeka Utara untuk turut menyaksikan acara pisah-sambut presiden tersebut, yang pertama yang pernah terjadi.

Kerumunan warga itu sempat membuat kewalahan petugas Paspamres yang berjaga-jaga karena sekalipun cuaca cukup panas dan terik mereka tidak menyerah untuk merangsek sekedar bersalaman atau melihat dari dekat SBY seraya meneriakkan "Terima Kasih Pak SBY".

Berbeda dengan di masa yang telah lalu, dalam proses transfer kekuasaan kali ini dilakukan acara pisah-sambut presiden lama dan baru yang disebut-sebut untuk menunjukan bahwa transfer kekuasaan dilakukan secara damai dan penuh kehangatan.

Dalam acara pisah-sambut itu SBY mendampingi Presiden Jokowi berjalan di karpet merah dalam upacara militer untuk melepas presiden lama dan menyambut presiden yang baru.

Kemudian dalam acara ramah tamah di Istana Merdeka, Yudhoyono berpesan kepada jajaran lembaga kepresidenan untuk mendukung dan memberikan pelayanan terbaik kepada Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana.

"Pada jajaran lembaga kepresidenan, berikanlah dukungan dan ruang dan pelayanan terbaik kepada Presiden dan Ibu Negara sebagaimana diberikan kepada saya dan Bu Ani. Yang penting adalah, pemimpin itu datang dan pergi, tetap semua pasti ingin berbuat yang terbaik," katanya seraya mendoakan kesuksesan pemerintahan yang baru.

Ia menilai, pemimpin siapa pun tidak bisa mengemban tugas seorang diri tanpa bantuan dan dukungan dari rakyat Indonesia.

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih atas doa Yudhoyono. Ia juga balas mendoakan SBY agar selalu sehat dan panjang umur.

"Saya atas nama pribadi atas nama seluruh rakyat Indonesia mengucapkan terima kasih atas pengabdian bapak dan ibu, kabinet, dan penghargaan setinggi-tingginya," katanya.

    
   Sambutan Meriah

Kepulangan Yudhoyono dan istri ke Puri Cikeas Indah, Bogor, untuk menjadi warga negara biasa tampak disambut meriah oleh warga sekitar yang telah berkumpul di sekitar kediamannya sejak beberapa jam sebelumnya.

Tampak deretan anak-anak sekolah dari beragam tingkatan berdiri di sepanjang jalan dengan membawa Bendera Merah Putih dan papan-papan bertuliskan ucapan terima kasih atas jasa-jasa SBY memimpin Indonesia selama periode 2004-2014 dalam berbagai bahasa. Anak-anak sekolah itu berdiri berbaur dengan warga dan kelompok musik.

Sementara itu di pendopo kediaman pribadinya sejumlah mantan staf khusus di pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Daniel Sparringa dan Julian Aldrian Pasha tampak juga ikut menanti bersama dengan keluarga inti, seperti menantu dan cucunya, Aliya dan Airlangga Yudhoyono.

Di halaman pendopo kediaman Yudhoyono tampak didirikan tenda untuk menampung sejumlah tamu undangan yang juga menanti kepulangan pasangan tersebut.

Sebelum SBY tiba, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa dengan mengenakan kemeja batik lengan pendek berwarna coklat terlebih dahulu tiba di kediaman SBY. Hatta yang juga besan SBY itu tampak berjalan kaki dari gerbang Puri Cikeas hingga pendopo rumah SBY. Kehadirannya disambut dengan gempita oleh warga yang kemudian berebut menyalaminya.

Hadir juga sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Djoko Suyanto, Muhammad Nuh dan Sudi Silalahi yang masih mengenakan setelan jas hitam.

Setibanya di Cikeas, SBY dan Ibu Ani memilih turun dari mobilnya di gerbang depan Puri Cikeas untuk menyalami warga yang telah menanti. Pasangan itu kemudian berjalan kaki menuju kediamannya dengan didampingi putra bungsunya Edhie Baskoro Yudhoyono.

Melihat SBY dan Ibu Ani berjalan kaki, ribuan warga pun berebut mendekati pasangan tersebut, termasuk seorang pelajar sekolah dasar yang menyerahkan sebuah surat kepada Yudhoyono.

        
    Terima Kasih

Di kediaman pribadinya, Yudhoyono menggelar acara ramah tamah dengan warga sekitar, kerabat dan rekan-rekannya untuk mengucapkan terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan.

"Terima kasih pada semua yang telah memberikan doa kepada saya dan keluarga yang tak putus agar kami dapat mengemban tugas selama 10 tahun ini...sebaik-baik yang mampu kami lakukan ... bekerja keras untuk menuju Indonesia masa depan yang makin adil, maju dan sejahtera," kata Yudhoyono secara menyebut rekan-rekannya di TNI, guru sekolahnya, kerabat dekatnya dan warga sekitar.

Menurut dia, dukungan itu sebagai dukungan yang tulus karena lintas partai dan tidak terpengaruh oleh identitas apapun.

Lebih lanjut ia mengaku bersyukur mampu menyelesaikan tugas yang tidak ringan yang telah diemban selama 10 tahun. Ia juga berharap  proses transfer kekuasaan yang baik dapat menjadi suatu tradisi.

Acara ramah tamah yang diakhiri dengan pemotongan tumpeng itu seakan mengakhiri serangkaian ucapan terima kasih Yudhoyono, kepada pihak-pihak yang telah mendukungnya, yang telah berlangsung lebih dari sepekan terakhir. Termasuk ketika Yudhoyono menggelar acara #kopdarpamitan bagi 20 warga yang beruntung di Istana Kepresidenan Jogjakarta, Gedung Agung.

Pewarta: Oleh GNC Aryani

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014